Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Agus Yusuf, Pelukis dengan Mulut dan Kaki, Bisa Pameran Keliling Dunia

Kompas.com - 26/06/2019, 09:49 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Apalagi, setelah resmi menjadi calon anggota, Agus diwajibkan mengirimkan tiga lukisan setiap tiga bulannya.

Berbekal ilmu, keuletan dan kerja kerasnya, 24 tahun kemudian tepatnya tahun 2013, Agus meraih kategori associate member (anggota) di perkumpulan pelukis mulut dan kaki yang berpusat di Swiss tersebut.

Seteleh masuk AMFPA, Agus sering diundang ke luar negeri berkat lukisannya yang indah. Lukisan Agus layak bersanding dengan karya pelukis-pelukis difabel seluruh dunia.

Kini, bersama sembilan pelukis difabel Indonesia yang masuk AMFPA, Agus terus berkarya setiap harinya.

Pameran tunggal

Meski sudah hidup mapan dengan menjadi anggota AMFPA, Agus masih memiliki satu cita-cita yang diinginkan.

Setelah bergelut dalam dunia lukisan hingga puluhan tahun, Agus belum pernah menggelar pameran tunggal hasil karyanya.

Padahal, sudah ratusan lukisan tercipta dari hasil karya mulut dan kakinya. “Ke depan saya sangat bercita-cita mengadakan pameran tunggal di luar kota,” kata Agus.

Dalam waktu dekat, Agus mengikut pameran di Yogyakarta (Juli), Galeri Affandi Yogyakarta (Agustus), pameran di Salatiga (September) dan Surabaya (Oktober).

Untuk meraih cita-citanya, Agus terus berkarya di rumah besarnya. Bersama, Sri Rohmatiah istrinya, Agus terus berkarya setiap hari.

Dari karya yang ia kirim ke AMFPA, ia mendapatkan insentif bulanan yang bisa dijadikan penghasilan tetap untuk menghidupi keluarga, membangun rumah, hingga membeli mobil. 

Baca juga: Karya 43 Pelukis Bali Lintas Generasi Dipamerkan dalam Kawitan

Sejak berkecimpung di dunia lukis, Agus pernah ikut pameran di Taiwan, Hongkong, Thailand, Singapura, Malaysia, Austria dan Spanyol.

Dari pameran itu, banyak lukisan karyanya yang laku dibeli orang. “Saya ingat waktu pameran di Taiwan tahun 1998, lukisan wayang bimo saya terjual Rp 3 juta,” kata Agus.

Ia pun merasa bersyukur dengan kondisi difabel malah bisa keliling dunia dengan karya lukisannya.

“Saya bersyukur kepada Allah SWT karena kami dikasih kekurangan tetapi malah diberikan jalan keluar menuju kesuksesan, meski dalam kondisi seperti ini,” ujar Agus.

Agus berpesan kepada orangtua yang memiliki anak senasib dengan dirinya tidak patah semangat.

Sebab, setiap kerja keras dan usaha yang dilakukan akan selalu mendulang kesuksesan di kemudian hari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com