Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Agus Yusuf, Pelukis dengan Mulut dan Kaki, Bisa Pameran Keliling Dunia

Kompas.com - 26/06/2019, 09:49 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Meski memiliki keterbatasan fisik, sejak kecil Agus memperlihatkan bakat kemampuannya melukis. Menggunakan mulut dan kaki, Agus mampu menciptakan lukisan layaknya pelukis dengan kondisi fisik normal.

“Prinisp saya orang normal bisa, maka saya terpacu, bagaiamana cara saya bisa sama,” kata Agus.

Untuk belajar melukis dengan mulut dan kakinya, Agus membutuhkan waktu seminggu untuk penyesuaian. Agus mengombinasikan gerakan melukis secara bergantian dengan mulut dan kaki kirinya.

Baca juga: 60 Menit Jadi Model Pelukis On The Spot, Khofifah Senyum-senyum...

 

“Kalau pakai mulut bisa luwes. Tetapi, kalau kaki hanya beratnya semakin lama sering pegel. Makanya saya kombinasi, kalau capek pakai mulut, maka pakai kaki. Sebaliknya. Tetapi saya lebih nyaman pakai mulut,” ujar Agus.

Kehebatan melukis dengan menggunakan mulut dan kakinya mulai diakui ketika Agus pertama kali mengikuti lomba lukis saat duduk di kelas V SDN Sidomulyo II, Madiun.

Dalam lomba tingkat kecamatan itu ia menyabet juara satu.

“Saat itu saya melukis burung garuda dan pohon beringin. Setelah itu, saya mewakili kecamatan dan meraih juara di tingkat kabupaten. Tentunya saya senang sekali karena lukisan saya bisa menjadi juara meski saya dalam kondisi seperti ini,” kenang Agus.

Merambah luar negeri

Karya lukisan Agus mulai merambah ke luar negeri setelah salah satu tetangganya yang berlangganan majalah datang bertamu ke rumahnya.

Tetangganya itu lalu menunjukkan majalah yang memuat tentang Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) dari Swiss, mencari orang yang bisa melukis dengan mulut dan kaki.

Mendapatkan informasi itu, Agus tergerak langsung mengirim enam lukisan terbaiknya ke cabang yayasan AMFPA yang berada di Jakarta. Setahun kemudian, gayung bersambut.

Setelah melihat karya Agus, tim survei yang datang langsung dari Swiss mengapresiasi karya pelukis berkebutuhan khusus tersebut.

Saat itu pula, Agus diterima sebagai calon anggota (student member) AMFPA mulai September 1989.

“Saya sangat bersyukur dan senang. Cita-cita dan harapan orangtua saya akhirnya mulai terwujud,” ungkap Agus.

Tak hanya bangga diterima sebagai calon anggota AMFPA, Agus saat itu sempat bertemu dengan Ibu Negara, Tien Soeharto (Istri Presiden Kedua RI, Soeharto).

Tak sekadar bertemu, salah satu lukisannya dibubuhkan tanda tangan Ibu Tien. Beberapa tahun kemudian, Presiden Soeharto juga membubuhkan tanda tangan di lukisan Agus saat acara di Malang.

Tak berpuas diri, Agus ingin meningkatkan kualitas melukisnya lantaran ingin mengejar keanggotaan penuh di AMFPA. Sebab, keanggotaan AMFPA memiliki tiga tingkatan mulai dari calon, anggota, hingga anggota penuh (full member).

Ia pun lalu mengundang beberapa relasinya dosen jurusan seni dari Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Negeri Sebelas Maret Solo untuk datang ke rumah membekali pengetahuan tentang melukis.

Baca juga: Cerita Risma Menyusuri Jejak Sejarah Kampung Peneleh, Temukan Lukisan Bung Karno hingga Meja Peninggalan Bung Tomo

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com