Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melirik Pantai Pukan, Hasil Gotong Royong Warga dengan Biaya Masuk Sukarela

Kompas.com - 17/06/2019, 06:40 WIB
Heru Dahnur ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Debu berhamburan saat kendaraan roda dua maupun roda empat bergerak melewati jalan tanah di Dusun Pukan, Air Anyir, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Jalan selebar empat meter dengan panjang hampir satu kilometer itu menjadi satu-satunya akses menuju obyek wisata, Pantai Pukan.

Pantai yang dibuka sejak 2015 itu ramai dikunjungi wisatawan, khususnya pada liburan akhir pekan.

“Dulunya dibuka gotong royong masyarakat. Memang masih banyak pembenahan,” kata Kepala Dusun Pukan, Hamdan, saat berbincang dengan Kompas.com, di pos masuk Pantai Pukan, Minggu (16/6/2019).

Baca juga: Tradisi Lebaran Ketupat, Makan Bersama di Pantai Sanur

Sembari berbincang, Hamdan menghitung lembar demi lembar uang yang disumbangkan pengunjung pantai. Ada tiga petugas yang berperan mengumpulkan sumbangan di pintu masuk.

Mereka menggunakan tongkat dengan kantong jaring di ujungnya, menampung uang yang diberikan pengendara.

Rata-rata pengunjung memberikan pecahan Rp 2.000, Rp 5.000 dan Rp 10.000.

“Kami tidak mematok biaya masuk. Sifatnya sukarela yang datang pakai motor maupun dengan mobil,” ujar Hamdan.

Dia menuturkan, pengunjung Pantai Pukan pada hari liburan bisa mencapai ratusan kendaraan. Para pengunjung pun bebas memarkirkan kendaraannya di sepanjang garis pantai.

Pantai Pukan yang pengelolaannya di bawah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Air Anyir menawarkan pemandangan laut biru dan hamparan pasir putih yang luas.

Wisatawan masuk Pantai Pukan, Bangka, dengan menyumbang uang secara sukarela, Minggu (16/6/2019).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Wisatawan masuk Pantai Pukan, Bangka, dengan menyumbang uang secara sukarela, Minggu (16/6/2019).

Suasana teduh dari pepohonan cemara laut membuat pengunjung betah bersantai berlama-lama. Ada sejumlah gazebo yang disewakan.

Namun, pengunjung bisa juga menggelar tikar atau menggantungkan fly sheet di pepohonan yang rindang.

Untuk urusan kuliner, banyak pedagang kaki lima yang menjajakan makanan, tentunya dengan harga relatif murah.

Menurut Hamdan, Pantai Pukan termasuk pantai dangkal sehingga aman untuk dikunjungi. Bibir pantai yang luas, membuat hempasan ombak terpecah lebih merata.

Baca juga: Usaha Sewa Ban di Objek Wisata Pantai Ketiban Untung Saat Libur Lebaran

 

Bahkan, nyaris tidak ada gelombang besar yang perlu dikhawatirkan.

Namun, kata Hamdan, petugas dari Pokdarwis tetap bersiaga dan mengingatkan pengunjung agar berhati-hati, khususnya saat kondisi ramai.

“Paling dikhawatirkan anak-anak yang sering main atau mengejar bola sampai ke laut,” beber dia.

Kelola sampah plastik

Lumbung sampah plastik yang dikumpulkan dari Pantai Pukan, Bangka, Minggu (16/6/2019).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Lumbung sampah plastik yang dikumpulkan dari Pantai Pukan, Bangka, Minggu (16/6/2019).

Demi menjaga kebersihan, sebuah gudang sampah plastik disediakan di Pantai Pukan. Petugas mengumpulkan sampah tersebut setelah pengunjung meninggalkan pantai.

Sampah plastik yang terkumpul selanjutnya disortir. Bagi kemasan makanan yang tidak bernilai dibakar.

Sementara, bekas botol minuman kalengan dan plastik dijual sebagai pendapatan pengelola.

Baca juga: Pantai Srau, Permata Putih di Selatan Pacitan

Pengunjung asal Jakarta, Ririn, berharap pengelolaan sampah plastik bisa lebih menjaga kelestarian lingkungan pantai.

Perilaku pengunjung yang sebagian masih belum tertib membuang barang sisa, perlu disikapi dengan menambah fasilitas penampungan sampah.

“Pantai Pukan ini memang cukup nyaman dikunjungi bersama keluarga. Tinggal seluruh area ini bisa bersih dan pedagang serta saluran drainase lebih ditata,” harap Ririn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com