Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Polemik Masjid Al Safar yang Dituding Mirip Simbol Iluminati (2)

Kompas.com - 14/06/2019, 15:34 WIB
Dendi Ramdhani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Principal Urbane Indonesia, Reza Achmed Nurtjahja mengatakan, pihaknya dihubungi oleh panitia dari Abdullatif Al Fozan Award dan diminta untuk mengirimkan desain masjid yang telah dibangun dari tahun 2010.

“Kami dikontak oleh panitia dan diminta menyerahkan desain Masjid dari tahun 2010. Mungkin mereka pernah melihat artikel yang membahas masjid Al Irsyad di sebuah majalah arsitektur Asia,” lanjut Reza.

Baca juga: 6 Fakta Tudingan Iluminati di Masjid Al Safar, Ustaz Bantah Jatuhkan Ridwan Kamil hingga Penjelasan Bentuk Segitiga

Pada Minggu (2/6/2019), tim dari Abdullatif Al Fozan Award ikut berkomentar soal kontroversi Masjid Al Safar. Technical Reviewer Al Fozan, Fuad H Mallick mengatakan desain masjid Al Safar tak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Hal itu ia sampaikan seusai mewawancarai Ridwan Kamil dan tim dari firma arsitek Urbane di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung.

"Ini tidak bertentangan dengan Islam. Tidak ada rumus baku mengenai bentuk masjid. Tiap arsitek bisa merepresentasikan dan interpretasi baru diperbolehkan," ujar Fuad.


Fuad menilai kontroversi dalam dunia desain hal biasa. Interpretasi yang keliru semacam itu hanya perlu diluruskan agar tak menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat.

"Jadi saya mengerti ada kontroversi, bahkan di negara saya pun bakal terjadi seperti itu juga. Tapi saya sangat menghargai dan mengerti masalahnya tapi tidak mengartikan sebagai hal negatif. Jadi ini perkembangan yang sangat biasa, kontroversi ini. Hanya diperlukan penjelasan dari pihak yang terlibat," ungkapnya.

Fuad mengatakan, Masjid Al Safar menjadi arah baru dalam perkembangan arsitektur masjid di Indonesia.

"Saya gembira karena ada arah baru dalam perkembangan bangunan masjid di Indonesia yang tidak secara tradisional yang selalu merepresentasikan hal biasa seperti kubah. Karena ini perkembangan yang sangat baik menandakan bahwa desain masjid tak stagnan dan bisa mendatangkan perubahan dan ide baru yang sehat untuk dunia Islam," jelasnya.

Sementara itu, Senior Architect & Senior Urban Designer dari Urbane Indonesia Ahmad Tardiyana memaklumi adanya interpretasi lain dari desain Masjid Al Safar. Namun, penilaian soal simbol illuminati jelas melenceng dari konsep awal.

Ahmad pun berkomitmen, kejadian ini tak akan menyurutkan langkahnya dalam membangun peradaban Islam lewat desain masjid. 

"Tentu saja interpretasi selalu terjadi pada orang awam. Tapi ada interpretasi soal (simbol illuminati) Al Safar tentu tidak seperti itu. Maksud dari awal tak ada hubungannya dengan apa yang disampaikan orang di media sosial," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ahmad Djuhara berpendapat, ada sisi baik dari munculnya kontroversi desain Masjid Al Safar.

Ia menilai interpretasi baru memang diperbolehkan ketika sebuah desain telah diserahkan kepada masyarakat. Namun, ada hak dari seorang arsitek untuk menjelaskan karyanya jika ditafsir keliru. 

"Saya bisa berpendapat sebetulnya tak ada niat buruk ketika seorang arsitek mengerjakan desain itu. Niat baiknya membuat orang lain senang, bahagia, puas. Arsitek juga punya tugas lain seperti membangun peradaban bangsa," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com