Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Kasus Dugaan Makar, Kritik Fadli Zon hingga Diduga Dilakukan Dokter Hewan di Sumbar

Kompas.com - 13/06/2019, 10:44 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

5. Polisi selidiki ceramah makar anggota DPR RI di Medan

Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) memeriksa Muhammad Syafi'i alias Romo terkait ceramah berbau makar di Masjid Raya Al Mashun di Jalan Sisingamangaraja, Medan.

Syafi'i sempat mangkir dua kali dari pemanggilan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut.

"Jadi dalam waktu dekat penyidik akan melakukan pemanggilan ketiga. Pemanggilan ini juga akan disertakan dengan membawa surat penjemputan untuk diperiksa," ujar Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan kepada wartawan, Jumat (24/5/2019).

Nainggolan mengatakan, sesuai jadwal, pemeriksaan kedua terhadap anggota DPR RI ini seharusnya dilakukan pada Jumat ini. 

Baca juga: Polisi Bakal Jemput Paksa Pria yang Dua Kali Mangkir Diperiksa soal Ceramah Makar di Medan

6. Kritik dari Fadli Zon terkait tudingan makar 

Fadli Zon KOMPAS.com/Haryantipuspasari Fadli Zon

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik penetapan seseorang sebagai aksi makar adalah bentuk kemunduran demokrasi.

"Menurut saya upaya-upaya untuk memudahkan mencap orang makar ini bagian dari kemunduran demokrasi," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Fadli sudah menyampaikan berkali-kali bahwa makar merupakan upaya menjatuhkan pemerintahan yang sah dengan kekerasan. Jika hanya sebatas kritik atau ucapan, tidak bisa dikategorikan sebagai makar.

Baca juga: Fadli Zon Kritik Penetapan Kivlan Zen Jadi Tersangka Makar

7. Dianggap "lebay" dan penuh rekayasa, ini jawaban Wiranto

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan WirantoFabian Januarius Kuwado Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengaku telah mendengar ada nada miring dari sekelompok masyarakat terhadap dirinya terkait upaya kepolisian mengungkap sejumlah perkara.

Mulai dari dugaan makar terhadap pemerintah, kerusuhan di Jakarta 21 dan 22 Mei 2019, kepemilikan senjata api ilegal hingga dugaan perencanaan pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara.

“Wiranto (dibilang) ‘lebay’ (berlebihan), itu (kasus) karangan pemerintah, karangan aparat keamanan demi mencari popularitas. Masya Allah, ya saya katakan,” ujar Wiranto saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (12/6/2019).

Wiranto memilih untuk tidak menanggapi nada-nada miring tersebut. Ia memilih menyerahkan penyelesaian sejumlah perkara tersebut kepada kepolisian.

“Saya enggak ngomong apa-apa. Biar saja hasil penyelidikan dan penyidikan yang akan berbicara. Sekarang tinggal bagaimana proses selanjutnya,” ujar Wiranto.

Baca juga: Dianggap Lebay hingga Rekayasa Kasus, Wiranto Jawab "Masya Allah"

Sumber: KOMPAS.com (Fabian Januarius Kuwado, Jessi Carina, Idon Tanjung, Dewantoro, Robertus Belarminus, David Oliver Purba)/Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com