Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis 16 Tahun Asal NTT, Dijual Rp 20 Juta untuk Dipekerjakan di Malaysia

Kompas.com - 12/06/2019, 09:37 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Rachmawati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT), mengungkap mafia human trafficking (perdagangan orang) di wilayah tersebut.

Pengungkapan kasus perdagangan manusia, menyusul penangkapan terhadap dua orang pelaku berinisial DS (38) warga Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang dan AD (20) warga Oelbubuk, Kecamatan Molo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Baca juga: Fakta di Balik 25 Orang di NTT Batal Jadi TKI, Beternak Sapi hingga Penghasilan 3 Juta Per Bulan

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTT, Ajun Komisaris Besar (AKB) Anton Nugroho mengatakan, dua pelaku itu ditangkap karena terlibat perdagangan seorang remaja putri berinisial MST (16), untuk menjadi pekerja ilegal di Malaysia.

Setelah direkrut, MST diserahkan ke DS untuk diberangkatkan ke Malaysia menjadi tenaga kerja ilegal.

“DS dapat fee Rp 20 juta dan diberikan kepada AD Rp 3 juta. Tetapi belum sempat diserahkan sudah ditangkap di bandara,” ungkap Anton kepada sejumlah wartawan di Mapolda NTT, Selasa (11/6/2019).

Baca juga: Daripada Jadi TKI di Malaysia, Lebih Baik Jadi Peternak Sapi

Anton mengatakan, dua pelaku  ditangkap di lokasi berbeda. Sedangkan korban MST, diamankan Tim Satgas Anti Trafficking Pemprov NTT saat akan bertolak dari Bandara El Tari Kupang menuju Malaysia melalui Batam.

Anton menyebut, uang Rp 20 juta itu, diberikan C dan E, yang tingal di Malaysia. Saat ini kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan.

"Dua pelaku perdagangan anak tersebut telah kita tetapkan sebagai tersangka dan saat ini telah ditahan di sel Mapolda NTT," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com