Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, 2 TKI Asal NTT Meninggal di Malaysia

Kompas.com - 28/05/2019, 22:18 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Dua orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal di tempat kerja mereka di Malaysia.

Kepala BP3TKI Kupang, Siwa mengatakan, dua TKI tersebut yakni Adrianus Meja dan Regina Tulit.

"Keduanya adalah TKI ilegal yang tidak terdata di BP3TKI Kupang," ungkap Siwa kepada Kompas.com, Selasa (28/5/2019) malam.

Baca juga: Banyak TKI Ilegal asal NTT di Malaysia, BP3TKI Kupang Bangun Rumah Informasi Migrasi Aman

Siwa menjelaskan, Adrianus Meja, yang berasal dari Dusun Parhikia, Desa Randorama, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, meninggal dunia pada tanggal 17 Mei 2019 di Perak Malaysia akibat kecelakaan lalu lintas.

Jenazah Adrianus dipulangkan ke Indonesia pada 24 Mei dan tiba di kampung halamannya pada 26 Mei 2019 kemarin.

Untuk rute pemulangan jenazah kata Siwa, yakni Kuala Lumpur-Jakarta 24 Mei 2019, Jakarta-Kupang 25 Mei 2019 dan Kupang-Maumere-Ende pada 26 Mei 2019.

"Untuk biaya dari Kupang ke Maumere dan Ende ditanggung oleh BP3TKI Kupang, yakni kargo pesawat dan ambulans," ujarnya.

Sedangkan TKI Regina Tulit, berasal dari Dusun Ritawalo, Desa Bukit Seburi I, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, meninggal dunia di Kelantan Malaysia pada tanggal 16 Mei 2019, akibat sakit Leukimia.

Baca juga: 69 TKI Meninggal di Malaysia Tahun 2017, 62 Orang Berasal dari NTT

Jenazah Regina sudah dipulangkan dari Malaysia sejak 24 Mei 2019 dan tiba di kampung halamannya pada 26 Mei 2019 kemarin.

Rute pemulangannya lanjut Siwa, yakni Kuala Lumpur-Jakarta 24 Mei 2019, kemudian Jakarta-Kupang 25 Mei 2019, selanjutnya Kupang-Maumere-Larantuka-Adonara pada 26 Mei 2019

Menurut Siwa, biaya pemulangan dari Kupang-Maumere-Larantuka-Adonara ditanggung oleh BP3TKI Kupang.

"Informasi pemulangan dua jenazah ini pada tanggal 24-25 Mei 2019 ke NTT, berdasarkan dokumen dari KBRI Kuala Lumpur, Malaysia," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com