Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Ancaman Ubur-ubur di Pantai Yogyakarta, 85 Orang Tersengat hingga Muncul Saat Musim Liburan

Kompas.com - 07/06/2019, 17:41 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga hari Senin (3/6/2019), sudah ada 85 wisatawan di pantai kawasan Gunungkidul dan Bantul tersengat ubur-ubur.

Tim SAR setempat menjelaskan, sebagian besar korban adalah anak-anak. Menurut Marjono, SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, hasil pemantauan di laut, hewan ini akan tampak sekitar awal bulan Juni.

Hewan tersebut sudah mulai terlihat dan berpotensi ke pinggir karena kondisi di laut yang dingin membuat ubur-ubur mencari tempat yang lebih hangat, yaitu di kawasan pantai.

Berdasar pantauan sementara, serangan ubur-ubur terjadi di sejumlah pantai diantaranya di Pantai Kukup, Sepanjang, dan Pantai Dini.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Sebanyak 85 wisatawan tersengat ubur-ubur

ilustrasi ubur-ubur ilustrasi ubur-ubur

Puluhan wisatawan di pantai Gunungkidul dan Bantul, Yogyakarta tersengat ubur-ubur.

"Untuk Gunungkidul ada tiga pantai yang hari ini ubur-ubur mendarat dan menyengat wisatawan. Total ada 35 orang," kata Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul Surisdiyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/6/2019).

Wisatawan yang tersengat pantai Kukup sebanyak 25 orang, Pantai Sepanjang empat orang, dan Pantai Drini enam orang.

Suris mengatakan, sebagian besar korban merupakan anak-anak. Jika tersengat ubur-ubur akan terasa perih, gatal dan panas dan terkadang membuat sesak nafas karena menahan sakit.

"Wisatawan sudah sering diingatkan untuk waspada terhadap serangan ubur-ubur atau impes ini. Namun, karena memang warnanya transparan dan biru menyebabkan orang tidak mengetahui bahaya," ujarnya.

Baca juga: 85 Wisatawan Tersengat Ubur-ubur di Pantai Yogyakarta

2. Antisipasi seranan ubur-ubur

Pantai Drini, Desa Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, DI YogyakartaKOMPAS.com/MARKUS YUWONO Pantai Drini, Desa Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta

Memasuki bulan Juni, pantai selatan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mulai bermunculan ubur-ubur.

Untuk mengantisipasi sengatan ubur-ubur ini terhadap wisatawatan, TIM SAR Satlinmas setiap pagi, mengubur binatang bertentakel ini.

Kompas.com berkesempatan mengikuti patroli tim SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul di Pantai Sepanjang dan Pantai Drini, Minggu (2/6/2019).

Sejak pagi, tim SAR menyisir setiap jengkal kawasan pantai berpasir putih. Satu per satu hewan berwarna biru itu dikumpulkan, lalu dikubur di pasir.

"Ubur-ubur mulai meningkat sejak beberapa hari terakhir, kondisi seperti ini karena air laut sudah mulai dingin," kata Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul Marjono, Minggu.

Menurut dia, potensi ubur-ubur hampir merata di kawasan pantai selatan, kecuali Pantai Baron. Sebab, di kawasan Pantai Baron, terdapat muara aliran sungai air tawar.

Baca juga: 5 Fakta Keberadaan Balon Udara, Bisa Ledakan Pesawat hingga Ganggu Penerbangan

3. Wisatawan tersengat karena penasaran

Petugas SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Membantu Wisatawan yang Tersengat Ubur-ubur di Pos SAR Pantai Sepanjang Kamis (6/6/2019).Dok. SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Petugas SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Membantu Wisatawan yang Tersengat Ubur-ubur di Pos SAR Pantai Sepanjang Kamis (6/6/2019).

Surisdiyanto mengatakan, kebanyakan wisatawan yang tersengat lantaran penasaran dan mencoba memegang ubur-ubur yang berbentuk unik.

Wisatawan diimbau untuk tidak menyentuh hewan berumbai berwarna biru itu.

Akibat sengatan ubur-ubur, tubuh akan terasa perih, gatal dan panas dan terkadang membuat sesak nafas karena menahan sakit.

"Wisatawan sudah sering diingatkan untuk waspada terhadap serangan ubur-ubur atau impes ini. Namun, karena memang warnanya transparan dan biru menyebabkan orang tidak mengetahui bahaya," kata Surisdiyanto.

Baca juga: Ratusan Wisatawan di Pantai Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur

4. Siklus ubur-ubur yang muncul di musim liburan

Tim SAR Satlinmas Korwil Ii Gunungkidul Melakukan Patroli di Pantai Drini Untuk Mencari Ubur-ubur Agar tidak Tersentuh Wisatawan Minggu (2/6/2019)KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Tim SAR Satlinmas Korwil Ii Gunungkidul Melakukan Patroli di Pantai Drini Untuk Mencari Ubur-ubur Agar tidak Tersentuh Wisatawan Minggu (2/6/2019)

Siklus munculnya ubur-ubur atau oleh masyarakat setempat disebut impes, yaitu saat air laut mulai dingin. Puncaknya, Juli dan Agustus.

Ubur-ubur yang biasa muncul merupakan binatang laut yang tergolong ke dalam kelas Scyphozoa.

Tubuhnya yang berbentuk payung berumbai bisa menyebabkan gatal di kulit jika tersentuh. Jika tidak kuat, bahkan bisa menyebabkan sesak nafas.

Menurut Surisdiyanto, ubur-ubur akan hilang biasanya jika sudah datang musim penghujan.

Hingga saat ini, pihaknya terus mengimbau ke wisatawan agar selalu berhati-hati, tidak asal menyentuh jika ada hewan yang tidak dikenal.

Pihaknya juga terus melakukan patroli untuk mengantisipasi korban tersengat.

"Saat libur seperti ini, kami setiap pagi bersama warga menyisir kawasan pantai agar wisatawan aman," ucapnya.

Baca juga: Ubur-ubur yang Muncul Setiap Libur di Pantai Selatan Gunungkidul...

Sumber: KOMPAS.com (Markus Yuwono)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com