Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Layani Arus Mudik, KM Sabuk Nusantara Dilaporkan ke Kemenhub

Kompas.com - 04/06/2019, 17:43 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi


POLEWALI MANDAR, Kompas.com – KM Sabuk Nusantara dilaporkan Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Barat (Sulbar) kepada Kementerian Perhubungan RI lantaran kapal tersebut tidak beroperasi melayani arus mudik di wilayah Sulawesi Barat.

Akibatnya, arus mudik di Sulbar, terutama di wilayah Majene dan Polman tujuan Kalimantan terganggu.

Kepala Dinas Perhubungan Sulbar Khaeruddin Anas, Senin (3/6/2019) mengatakan, sudah hampir tiga bulan KM Sabuk Nusantara tidak melayani pelayaran di wilayah Sulbar.

Baca juga: 8 Kapal Penyeberangan Belum Bisa Mengurai Antrean Kendaraan di Tanjung Kalian

Ia menilai hal tersebut adalah pelanggaran karena kapal tersebut disubsidi dan dibiayai oleh pemerintah.


"Seharusnya kapal tersebut sudah masuk sejak dari tiga bulan lalu, namun sampai sekarang belum masuk. Alasannya, karena di dok. Ini kan pelanggaran. Kami sudah lapor kepada Kementerian Perhubungan agar yang bersangkutan didenda administrasi. Kalau tidak ya dibatalkan dia punya surat kontrak,  karena ini kan disubsidi oleh pemerintah. Saya belum tahu apa kendala sebenarnya," ujarnya.

Permasalahan ini juga telah disampaikan Dishub Sulbar saat menggelar rapat di kantor kementerian di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sebelumnya diberitakan, Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 93 dipastikan batal bersandar di Pelabuhan Tanjung Silopo, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar.

Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Tanjung Silopo Edy yang dihubungi, Senin (3/6/2019) juga membenarkan hal tersebut.

Edy mengatakan, KM Sabuk Nusantara sudah tidak melayani pelayaran sejak bulan November 2018 hingga sekarang. Alasan batalnya kapal tersebut karena masih ada beberapa dokumen administrasi pelayaran yang belum dilengkapi oleh pihak kapal.

KM Sabuk Nusantara awalnya dijadwalkan akan bersandar di Pelabuhan Silopo pada tanggal 25 Mei lalu, namun ditunda karena sedang di dok di galangan kapal di Makassar. Lalu, kemudian kembali ditunda lagi hingga tanggal 29 Mei 2019.

Sebelumnya, pihak PT Pelni Cabang Batu Licin, Kota Baru, Kalimantan Selatan telah menerbitkan surat pengumuman terkait batalnya KM Sabuk Nusantara bersandar.

Baca juga: Mudik Gesit: Ini Sebab 2 Kapal di Pelabuhan Makassar Tertunda Berjam-jam

Dalam surat tersebut, disampaikan berdasarkan jadwal yang telah yang telah diterbitkan, KM Sabuk Nusantara 93 batal bersandar karena masih sementara di dok di Makassar. Selama belum beroperasi, tidak ada kapal pengganti yang akan berlayar ke Majene dan Silopo.

Kepala Dinas Perhubungan Polman Aksan Amrullah juga sangat menyayangkan batalnya kapal tersebut bersandar, sebab sebelumnya telah dijadwalkan. Meski demikian, ia memprediksi, penumpang arus mudik akan melalui pelabuhan Pare-pare dan Mamuju.

"Kabar terakhir yang saya dengar, kapalnya masih di dok di Makassar," katanya.

Edy mengatakan, KM Sabuk Nusantara 93 memang diperuntukkan untuk memuat penumpang, sementara kapal kontainer dari pelabuhan Makassar hanya membawa barang.

"Tujuan KM Sabuk Nusantara ke kota Baru Kalsel, kalau kapal kontainer tujuan ke Nunukan. Kalau tidak ada perubahan tanggal 25 Mei sandar di Silopo,"jelasnya.

Edy mengatakan, sebelumnya, KM Sabuk Nusantara yang selalu bersandar di pelabuhan Silopo sudah lepas kontraknya dari Departemen Perhubungan sehingga sempat tidak melayani rute pelayaran ke Pelabuhan Silopo, namun kontrak kembali diperpanjang.

Rute perjalanan KM Sabuk Nusantara tetap sama dari rute sebelumnya, yakni dari Batu licin Kota Baru Kalimantan Selatan menuju ke Pelabuhan Palipi Majene, lalu ke Pelabuhan Tanjung Silopo dan berlayar menuju tujuan Batu Licin, Kota Baru, Kalimantan selatan.

"Bongkar muatan di Majene pukul tujuh pagi, lalu berangkat ke Silopo dan tiba pukul dua siang hari. Setibanya di Kota Baru, nanti kapalnya akan ke pulau-pulau Kalimantan lainnya," ujarnya.

Untuk pembelian tiket, penumpang dapat membeli secara secara online atau dapat membeli di loket di atas kapal. Harga tiket masih sama dengan sebelumnya, yakni Rp 25 ribu. Tiket ini murah karena disubsidi oleh pemerintah. Harga ini sudah termasuk asuransi jiwa.

Edy menjelaskan, sesuai data manives, para penumpang umumya ini rata-rata warga dari Kalimantan yang merantau di Sulawesi dan ingin mudik pulang berlebaran ke kampung halaman masing-masing.

Pelabuhan Tanjung Silopo beroperasi dan diresmikan oleh Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar pada awal tahun 2018 lalu.

Meski baru beroperasi, namun setiap minggu, pelabuhan melayani pelayaran ke Kota Baru, Kalsel. Sejumlah aktivitas bongkar muat di pelabuhan ini telah berlangsung, seperti bongkar muat pupuk urea dari Kalimantan dan lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com