Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bahagiakan Orangtua, Cita-cita Bocah Ikhsan Tuntun Ayah Tunanetra Jualan Keripik (2)

Kompas.com - 31/05/2019, 12:07 WIB
Himawan,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Dia mengaku, sama sekali tidak pernah memaksa anaknya itu untuk membantunya. Menurut dia, Ikhsan harus memprioritaskan sekolahnya. Oleh karena itu, tak pernah sekali pun dia mengajak Ikhsan berjualan ketika anaknya itu memiliki PR atau ujian di sekolahnya.

"Kalau mau bermain sama temannya saya juga tidak mengajaknya. Cuma Ikhsan biasa sendiri yang mau ikut katanya untuk bantu-bantu daripada tinggal di rumah saja," kata Asep.

Baca juga: Kisah Toleransi Murid-murid SD Kristen yang Jadi Tuan Rumah Buka Puasa Siswa Madrasah 

Ikhsan, lanjut dia, terkadang mendatangkan keberuntungan tersendiri. Karena melihat Ikhsan, pembeli terkadang mendatanginya.

Tak jarang, dia ditanya seputar pelajarannya di sekolah serta apakah dirinya tidak pernah memiliki waktu bermain bersama teman-temannya.

"Kalau saya ditanya-tanya apa sudah mengaji (saat bantu orangtua), saya jawab iya," timpal Ikhsan. 

Sehari-hari, Asep berjalan menuju rumah milik pengusaha keripik untuk mengambil puluhan bungkus keripik yang dijualnya yang tak jauh dari rumahnya.

Setiap hari, dia menjual 15-20 bungkus keripik pisang yang diedarkan ke warkop ataupun ke tempat-tempat tongkrongan lainnya. 

Kadang dia bersama anaknya itu tidak berhasil menjual sama sekali dagangannya. Tiap kerupuk dijualnya seharga Rp 6.000-Rp 7.000. Jika dagangannya kurang laris, Asep nyambi jadi pemijat tradisional yang biasa dibayar sekitar Rp 50.000-Rp 60.000. 

"Kalau tidak laku, itu sudah biasa. Ya jadi harus bekerja keras. Kadang saya juga jdi pemijit. Itu semua untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar sewa kos," kenang Asep.

Keluarga pekerja keras

Foto jualannya yang sempat viral antara ayah dan anak ini juga membuatnya sempat diundang di salah satu stasiun tv. Menurut dia, hal itu tidak menambah penghasilan yang didapatnya, meski sekarang orang-orang sudah lebih mengenali dirinya bersama anaknya tersebut. 

Apalagi, di bulan Ramadhan, Asep mengakui jualan keripik pisang tidak selaris dengan jualan aneka takjil yang dijajakan di jalan oleh para pedagang lainnya. 

"Kalau melihat kami orang sudah tahu, oh yang pernah masuk TV ini ya. Tapi kalau sekarang masih jualan, di bulan puasa susah jual keripik. Saya juga kurangi lamanya jualan karena puasa," ungkap Asep. 

Pemandangan Asep yang dituntun berjalan oleh anaknya Ikhsan juga tak luput dari pengamatan warga.

Sidak, salah satu tetangga Asep menyebut bahwa keluarga Asep merupakan keluarga yang sangat pekerja keras. 

Dia masih mengenang ketika Asep bersama istrinya yang juga tuna tmnetra juga ikut menjual keripik pisang sembari dituntun oleh Ikhsan dan saudaranya. Tak ayal pemandangan ini membuatnya biasa menggunakan jasa pijatan Asep. 

"Kalau masalah kerja keras saya akui. Keterbatasan fisiknya itu tidak membuatnya lelah bekerja bahkan sampai malam. Saya pernah dengar uang kosnya pernah tertunggak 3 bulan, tapi sudah dibayar," ucap Sidak yang mengenang malam ketika ia melihat Ikhsan bersama keluarganya pulang berjualan keripik.

UPDATE: Mari Bantu Ikhsan, Bocah Penjual Keripik Tumpuan Harapan Kedua Orangtuanya yang Tunanetra Melalui Kitabisa.com. 

SELESAI!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com