Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Longsor Cidadap: Saya Mau Bangunin Bapak, tapi Tiba-tiba Rumah Roboh...

Kompas.com - 20/05/2019, 05:35 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Suara gemuruh itu pun membuat geger, warga yang mendengar langsung berdatangan, mereka kemudian memanggil petugas setempat untuk membantu melakukan evakuasi korban yang saat itu masih tertimbun material longsoran.

Evakuasi korban

Salah seorang petugas Satpol PP Kecamatan Cidadap, Nanang Hidayat yang ikut mengevakuasi menjelaskan bahwa saat itu kondisi korban tertelungkup tertutup material longsoran dan bongkahan.

Petugas dibantu warga sekitar melakukan penggalian dengan alat seadanya secara manual, pasalnya akses ke lokasi longsor pun cukup sulit lantaran masuk gang kecil ataupun harus turun dari lereng setinggi 15 meter.

Baca juga: Cerita Korban Selamat Tsunami Selat Sunda, Ditemukan di Kolong Mobil hingga Selamatkan Diri ke Bukit

Kurang lebih hampir satu jam penggalian, akhirnya petugas dan warga melihat tangan korban menyembul diatas timbunan longsoran. Setelah mengetahui titik lokasi korban mereka pun langsung melakukan penggalian hingga akhirnya berhasil mengevakuasi korban.

“Kondisi korban ini telungkup tertimbun bongkahan, ketemunya gara-gara tangan. Kemungkinan yang membuat korban meninggal karena material beton rumah yang menimpanya. Setelah ditemukan, korban kemudian diangkat, diikat dengan kasur lalu ditarik ke atas,” kata Nanang.

Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Salamun dengan menggunakan Ambulance, namun nyawa Syamsudin tak tertolong, secara medis dokter pun telah menyatakannya meninggal.

Bersihkan puing sisa longsor

Staff Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Jabar Yadi Rusmayadi yang datang kelokasi langsung melakukan assesment. Menurutnya, longsor tersebut terjadi karena curah hujan yang cukup deras malam itu.

“Kondisi lahan dan kemiringan pun cukup curam. Dibawahnya ada kali, kemungkinan tergerus air yang debitnya tinggi melebihi batas kirmir dan akhirnya tergerus,” ujar Yadi.

Saat proses evakuasi korban, sebetulnya warga dan petugas awalnya berencana membersihkan puing dan material longsoran yang dinilai menyumbat kali tersebut.

Baca juga: Lokasi Banjir dan Longsor Bengkulu Akan Disulap Kampung Wisata

Namun hal tersebut urung dilakukan mengingat masih adanya material rumah bekas longsoran yang masih menggantung, dikhawatirkan kembali rubuh.

Untuk itu, pihaknya menunggu petugas Dinas Kebakaran Kota Bandung untuk membersihkan puing bangunan rumah yang masih menggantung, agar proses pembersihan puing yang menyumbat kali bisa dilakukan dengan aman.

“Tadinya material longsoran di kali mau langsung di bersihkan petugas DPMP, namun ditahan karena masih ada bangunan yang menggantung. nanti tunnggu petugas Damkar, supaya pembersihan di bawah aman,” jelas Yadi.

Camat Cidadap Iyasah Hanafiah, mengatakan jika dilihat secara geografis, memang daerahnya ini masuk dalam wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU). “Tentunya geografisnya naik turun seperti disni agak turun,” katanya.

Baca juga: Sebanyak 22 Korban Longsor Sukabumi Sudah Ditemukan, 11 Masih Hilang

Namun pihaknya tidak bisa mengontrol secara keseluruhan warganya. Meski begitu setelah adanya laporan dari warga pihaknya langsung menerjunkan petugas untuk langsung membantu evakuasi korban.

Sementara itu, warga sekitar Anjar yang tinggal tepat di lereng tersebut meminta petugas untuk segera membersihkan puing dan material longsoran yang menyumbat kali Cikalintuh. Sebab, jika dibiarkan lebih lama dikhawatirkan hujan, sehingga air akan meluap dan bisa menggerus wilayah lainnya.

“Kalau hujan debit airnya ini naik bahkan bisa mencapai 2-3 meter, apalagi ini bongkahan materialnya menutup kali, ditakutkan debit lebih tinggi kalo dibiarkan,” katanya.

Meski begitu, petugas sebagian telah melakukan pengerjaan pembongkaran sisa bangunan yang rubuh. namun belum ada informasi apakah material longsoran yang menutup kali sudah dibersihkan atau belum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com