Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanam Jambu Air di Pekarangan Rumah, Udin Hasilkan Rp 20 Juta per Bulan

Kompas.com - 16/05/2019, 14:15 WIB
Dewantoro,
Khairina

Tim Redaksi

Pasalnya, di desa ini jambu air sudah menjadi primadona dan terkenal sebagai salah satu penghasil jambu air di Langkat.

"Tak tahu berapa luasnya ya. Ini 4 rante ada 100 batang. Kalau keseluruhan, di desa ini adalah 10.000 batang, lebih pun mungkin. Kalau panen bareng, itu pusing kita. Untungnya tidak setiap kali panen," katanya.

Udin menambahkan, sebenarnya jambu air Desa Teluk sudah pernah menembus pasar ekspor sekitar setahun yang lalu. Tentu saja harga beli dari petani melambung. Dia merasakan di mana jambu air dari pekarangan rumahnya dihargai dua kali lipat dari harga sekarang.

"Tapi sudah tak lagi karena kata agennya, kargo makin mahal, tak tahan mereka ekspor. Kita pun bisa apa," katanya.

Baca juga: Kisah Sartam, Petani yang Berbagi Ladang dengan Kawanan Monyet

Indra Saputra, salah seorang pedagang pengumpul di desa tersebut mengatakan, saat ini buah sedang sepi. Dia hanya dapat 1 ton per dua hari.

Di saat normal, dia bisa mendapatkan lebih dari 1 ton per hari. Jambu air tersebut dipasarkan ke penjual di daerah sekitar Langkat, Medan, Binjai dan lainnya. Di luar Sumatera Utara, jambu ini juga dikirim ke Aceh, Pekanbaru, Padang, Jakarta, Depok, Bogor dan lain sebagainya.

Selama empat tahun menjadi pedagang pengepul, dia juga sudah mengenyam rasa pahit berbisnis jambu air.

"Pernah beberapa kali ditipu, barang sudah dikirim, tapi uang tak dibayarkan ke kami. Menghilang begitu saja. Kita pun tak kenal dengan pembelinya, kota kan jual juga lewat Facebook, mereka kontak, kita kirim lah. Tapi tak dibayar, ya saya anggap itu bukan rezeki saja," katanya.

Wakil Direktur Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (Bitra) Indonesia, Iswan Kaputra mengatakan, masyarakat akan lebih berdaya jika perangkat-perangkat di desa berperan aktif.

Mulai dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), pemerintahan desa, kelompok tani, bersama-sama dengan agen dan eksportir membangun pemasaran atau rantai perdagangan yang disepakati dan saling menguatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com