Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Kesehatan Sebut Petani yang Meninggal Tertusuk Sampah Medis Jarum Suntik Tak Periksakan Lukanya

Kompas.com - 07/05/2019, 20:16 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama menanggapi terkait temuan sampah medis di Desa Abang, Karangasem, Bali

Sampah medis berupa jarum suntik melukan tiga petani. Seorang diantaranya meninggal.

Gusti mengatakan, dari hasil penelusuran Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem dan Puskesmas Desa Abang I, kematian petani tersebut merupakan kejadian pada tahun 2010 yang beritanya disiarkan berulang-ulang.

Petani itu, kata Gusti, meninggal karena tidak memeriksakan lukanya ke puskemas.

"Karena penderita pada saat itu tidak berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas), penderita mengalami tetanus sampai penderita meninggal," kata Bagus. 

Baca juga: Sampah Medis Dibuang Sembarangan Sejak 2010, Tiga Petani Tertusuk Jarum Suntik, 1 Meninggal

Gusti membenarkan kembali ditemukannya jarum suntik di sungai di Desa Abang oleh salah satu warga. Namun, kata Gusti, belum ditemukan siapa yang membuang sampah medis tersebut.

Penggunaan jarum suntik tidak dilakukan oleh kalangan medis atau paramedis saja, tapi bisa juga dilakukan oleh pengusaha peternak ayam atau unggas, service computer, dan sebagainya, termasuk pengguna narkoba.

Baca juga: Sampah Medis Berserakan di Tempat Pembuangan Akhir

Agar kejadian tidak terulang, Dinas Kesehatan Karangasem telah membuat surat edaran No. 44.3.5.334/Dikes tentang pengelolaan sampah medis yang harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan baik klinik, dokter, bidan dan perawat yang melakukan praktik mandiri agar mengelola sampah medis secara baik dan benar.

"Melalui surat edaran kami mengimbau agar pengguna jarum seperti para peternak ayam atau unggas, service computer/printer, agar limbah atau jarum suntik bekas pakai dikumpulkan di puskesmas pembantu atau puskesmas untuk bisa dijadikan satu penanganannya ke dalam penangan sampah medis dan tidak dipungut biaya," ucap Bagus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com