Diah melihat, dari salahsatu cara pelaku menjaring korban lewat media sosial, adalah dengan menjadi teman curhat korban.
Dari situ, pelaku mengetahui dan mengenal kelemahan korbannya dan mulai menawarkan bantuan dan solusi-solusi yang dihadapi korban yang ternyata hanya tipu-tipuan.
"Kalau tidak ada ruang kosong dalam diri anak, mereka pasti tidak akan mencari sosok lain," tegasnya.
Diah berharap, apa yang menimpa anak-anak ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi anak-anak yang lain, terutama bagi orangtua agar bisa menjaga anak-anaknya.
Baca juga: Dukun Cabul Ini Klaim Kerasukan Roh Pangeran Aria Teja
"Bukan berarti dibatasi pergaulannya, tapi jadilah teman bicara mereka, bangun komunikasi yang baik, hargai pendapat-pendapat anak," katanya.
Dengan begitu, menurut Diah anak bisa merasa lebih nyaman bersama orangtuanya hingga tidak mencari tempat atau figur lain untuk menghadapi hidupnya.
"Rumah harusnya jadi tempat yang paling nyaman untuk anak, ini tugas kita sebagai orangtua," kata Diah mengingatkan. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.