Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Misteri Reruntuhan Benteng Maas di Gorontalo Utara

Kompas.com - 01/05/2019, 18:04 WIB
Rosyid A Azhar ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Material benteng

Mereka juga membuat analisa material benteng, termasuk dari mana sumber asalnya. Ini terkait mobilisasi material penyusun benteng.

“Bahan batuan yang digunakan pada benteng ini adalah batu karang, andesit, tuva, breksi, granodiorit. Bahan ini banyak terdapat di sekitar benteng,” kata Agus Trihascaryo, pakar Geo-arkeologi yang juga anggota tim ekskavasi ini.

Batu andesit dan yang lain mudah didapat di sekitar perbukitan, demikian juga karang yang diambil dari tepi pantai.

Baca juga: 6 Obyek Wisata yang Wajib Dikunjungi di Gorontalo

 

Proses pembangunan Benteng Maas ini juga akan mengungkap teknologi pada masa itu, termasuk alasan bagaimana benteng ini didirikan di lokasi yang sekarang ini.

Wuri Handoko, Kepala Balai Arkeologi Sulawesi Utara mengungkapkan latar belakang pendirian sebuah benteng.

Kota Kwandang dianggap penting pada masanya karena memiliki potensi untuk dijadikan pusat perdagangan, adanya suplai produksi yang dibutuhkan, dan potensi untuk digunakan sebagai pusat pemerintahan lokal.

“Juga adanya ancaman yang dihadapi dari orang-orang asing atau ancaman internal dari penguasa setempat,” kata Wuri Handoko.

Alasan lainnya adalah menjalankan strategi dalam upaya menaklukkan wilayah lain untuk perluasan kekuasaan.

Pekerjaan para arkeolog ini belum berakhir, mereka terus melakukan penggalian reruntuhan Benteng Maas hingga pekan depan sebelum membuat analisa dan rekomendasi.

Hujan yang sering turun menghambat proses penelitian ini, juga “gangguan makhluk halus” yang terus menghantui para peneliti.

Riset demi riset akan terus dilakukan para arkeolog untuk menjawab banyak pertanyaan, dan memberi arti bagi reruntuhan bongkahan batu besar ini agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com