Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Misteri Reruntuhan Benteng Maas di Gorontalo Utara

Kompas.com - 01/05/2019, 18:04 WIB
Rosyid A Azhar ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Kawasan Benteng Maas berada di perkampungan, sebagan besar reruntuhannya di ladang jagung milik warga atau di belakang rumah penduduk.

Tantangan lain yang dihadapi para arkeolog ini adalah munculnya air di kotak galian. Para peneliti ini menggali per layer 30 sentimeter dengan hati-hati, saat mengupas lapisan tanah ini banyak ditemukan pecahan keramik dan stoneware.

Baca juga: Arkeolog Menemukan Struktur Benteng Nassau di Kota Gorontalo

“Keramik ini berasal dari Tiongkok abad ke-17 produksi Chin Te Chen,” ungkap Irna Saptaningrum.

Temuan ini dibersihkan dan dikumpulkan untuk dianalisa. Pecahan keramik ini ada yang polos, ada juga yang memiliki hiasan dengan warna tertentu, bahkan ada yang memiliki cetakan huruf China timbul namun tidak lengkap.

Dari umur keramik yang ditemukan ini, Benteng Maas diperkirakan sudah ada sebelum abad 17, sangat mungkin pada abad 15 atau 16, saat awal kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis di wilayah Ternate, Maluku Utara.

Bangsa barat ini sedang memburu rempah-rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Catatan tua Belanda yang ditelusuri Buhanis Ramina, anggota tim riset menyatakan keberadaan Benteng Maas ini diduga dibangun oleh Bangsa Spanyol, namun ini perlu penelusuran lebih dalam lagi.

Mistik

Lokasi penggalian yang lembab dan dekat sampah membuat sebagaian peneliti merasa pusing, bahkan sebagian anggota badannya terasa kaku dan sulit digerakkan, seperti yang dialami Irna Saptaningrum.

“Tempat ini memang angker, banyak ditunggui makhluk halus,” ujar Nasir, salah seorang warga setempat yang dilibatkan dalam penggalian ini.

Nasir yang memahami lokasi penggalian dari awal ekskavasi memang terlihat diam. Dia mengaku merasakan kehadiran energi negatif di tempat ini.

“Hari ini salah satu tenaga lokal yang dilibatkan tidak masuk karena sakit, informasinya kena gurumi atau keteguran makhluk halus,”  kata Jonli Ponto, salah seorang anggota tim ekskavasi yang bertugas membuat gambar.

Baca juga: Jengkel Peredaran Miras dari Sulut, Gubernur Gorontalo Minta Pengedar Ditembak di Kaki

Oleh warga lokal, para peneliti diminta untuk terus berdoa agar dapat menangkal gangguan makhluk halus yang berada di reruntuhan Benteng Maas ini.

Meskipun ada “serangan makhluk halus” yang tidak rela tempatnya “diganggu”, para peneliti terus bekerja untuk mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan.

Mereka terus melakukan penggalian di tempat yang diduga terdapat struktur fondasi bastion.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com