Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Caleg Berburu Restu Roh Leluhur Jelang Pemilu

Kompas.com - 11/04/2019, 14:57 WIB
Markus Makur,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Menang atau gagal tergantung tanda di lidah dan perut ayam

Ritual adat hang teing menggunakan ayam putih sebagai media. Ayam sebagai lambang penghormatan kepada leluhur sekaligus sebagai perantaraan permohonan antara orang hidup dengan leluhur yang sudah meninggal ratusan tahun yang silam.

"Jikalau tidak melaksanakan ritual adat maka itu berarti tidak menghormati leluhur dan sebagai tanda kekalahan dalam perjuangan. Untuk itu semua calon legislatif harus melaksanakannya," kata Tua adat Manggarai Timur yakni Fransiskus Ndolu, Damianus Tarung, dan Aloisius Angkap secara bersamaan kepada Kompas.com.

Biasanya ritual adat itu dilangsungkan di rumah pribadi dari para calon legislatif dan rumah adat gendang di tiap kampung.

Kemudian, dengan media ayam, Tua Adat yang memiliki kharisma adat akan meramalkan tanda-tanda di perut dan lidah ayam yang dijadikan media.

Baca juga: Kenduren Wonosalam, Tradisi Berbagi Durian Sekaligus Promosi Wisata

Sebagai catatan, Tidak semua Tua Adat memiliki kharisma adat untuk melaksanakan ritual adat tersebut.

Saat ritual adat dilangsungkan sang juru bicara adat yang bisa meramalkan kemenangan dan kegagalan dari caleg itu melangsungkan tutur adat sesuai bahasa setempat untuk meminta leluhur hadir.

Kemudian, mereka serta bersama-sama memohon kepada Sang Pemilik Kehidupan untuk kemenangan dari perjuangan dari caleg tersebut.

"Salah satu penentuan kemenangan dan kegagalan tergantung simbol-simbol yang yang diberikan tanda-tanda oleh arwah nenek moyang," lanjut mereka.

Baca juga: Bahas Perdamaian di Perbatasan, Warga Indonesia-Timor Leste Undang Roh Leluhur

Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) nomor urut 05 untuk DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Petrus Yohanes Elmiance menjelaskan, sejak dia mendaftar jadi caleg di Kabupaten Manggarai Timur, dia sudah melaksanakan ritual di rumah oleh Tua Adat di Manggarai Timur, Damianus Tarung.

Selain itu, ritual adat juga dilaksanakan di pihak anak rona (hang teing kedua) dari istri di Kampung Wajur-Kolang untuk meminta restu leluhur dari istri serta keluarganya.

“Tanda-tanda baik di hati dan lidah ayam memberikan semangat bagi saya untuk berjuang bersama dengan tim dan relawan demi meraih kemenangan pada 17 April 2019," katanya.

Elmiance menjelaskan, dia sangat memegang tradisi dan budaya orangtua yang diwariskan leluhur. Menurut dia, secara tradisi, arwah leluhur itu harus dihormati agar perjuangan politiknya memperoleh petunjuk untuk meraih kemenangan.

Baca juga: Penganut Agama Leluhur: Sakitnya Kami Selalu Diperlakukan Beda...

“Saya lupa hari dan tanggalnya bahwa darah ayam diteteskan di telapak kaki oleh tetua adat serta pihak anak rona untuk merestui perjuangan ini. Setiap kali bertemu dengan warga di 26 Desa di Kecamatan Kota Komba sebagai daerah pemilihan (Dapil), tetua adat selalu melaksanakan ritual adat memohon roh leluhur setempat untuk memberikan persetujuan dari perjuangan ini,” jelasnya.

Proses ritual adat ini juga digunakan Elmiance untuk bertatap muka dengan konstitennya. Elmiance menjelaskan, apabila ada halangan dan hambatan selama proses bertemu dengan warga, baik tatap muka terbatas maupun kampanye terbuka, selalu disampaikan kepada tetua adat agar melaksanakan ritual adat lagi untuk melancarkan tatap muka dan kampanye terbuka berikutnya.

Sementara itu Vinsensius Reamur, caleg dari Partai Golkar nomor urut 01 dari daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Kota Komba menjelaskan, dirinya bersama dengan sejumlah caleg dari daerah pemilihan Kota Komba melangsungkan ritual adat di rumah gendang Suku Weru di Kampung Mbapo, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba.

“Saya melaksanakan ritual adat selek sesuai adat istiadat dari orangtua dan leluhur yang diwariskan secara turun temurun. Segala perjuangan untuk meraih kemenangan harus melibatkan arwah leluhur. Politik untuk meraihkan kursi di DPRD Kabupaten Manggarai Timur harus memperoleh restu dari leluhur. Politik tetap politik tetapi saya tetap menghormati arwah leluhur yang telah mewariskan ritual adat tersebut,” jelasnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com