Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Penganiaya Teman, Puluhan Brimob Serang dan Rusak Rumah Seorang Nenek di Kendari

Kompas.com - 08/04/2019, 09:42 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

Hal itu disebabkan ada seorang anggota Brimob yang dilukai dengan parang tanpa sebab oleh sekelompok preman dan pelakunya merupakan pemilik rumah. Hanya saja, saat dikejar pelaku masih kabur dan saat ini dalam pencarian.

“Mereka lari bersembunyi di rumah tersebut, jumlah mereka sekitar puluhan orang preman (banyak). Setelah malam itu anggota kita diadang,” tambahnya.

Pihaknya, lanjut Harry, telah membentuk tim untuk mengusut kasus tersebut.

"Tim Reskrimum ditugaskan mencari pelaku penganiayaan terhadap anggota dan propam untuk menyelidiki pengrusakan rumah warga," terangnya.

Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) Kombes Pol Joni Afrizal Syarifuddin mengatakan, rumah itu rusak karena adanya upaya penangkapan terhadap preman yang menganiaya anggota Brimob bernama Bripda Roxi.

Joni menegaskan, tidak ada niat dari pihak anggota Brimob untuk melakukan pengrusakan.

Ia menceritakan, awalnya Bripda Roxi melintas di Simpang Adi Bahasa Baruga pada Minggu dini hari (7/4/2019).

Kelompok preman yang sedang berkumpul di tempat itu meneriaki Bripda Roxy dengan kata-kata kasar.

Bripda Roxy kemudian berhenti menanyakan maksud kelompok tersebut, namun salah di antara preman itu ada yang langsung mengayunkan parang hingga mengenai pinggang Bripda Roxi.

Usai menganiaya, sekelompok preman itu lalu melarikan diri ke dalam rumah di jalan Mayjend Katamso tersebut.

“Saat kelompok preman masuk ke dalam Rumah. Anggota kami berusaha menangkap, tapi sama sekali tidak ada niat dari anggota Brimob untuk melakukan pengrusakan,” ujarnya.

Joni berjanji akan mengganti rugi kerusakan rumah tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com