Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasutri Jadi Caleg Beda Dukungan Capres, Klaim Kecempret hingga Usung Koalisi Cinta Indonesia

Kompas.com - 02/04/2019, 15:22 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

Dari dunia kebudayaan, Azam dan istri belajar banyak soal kebebasan dan pengembangan berpikir.

Makanya, sejak lima tahun lalu dirinya telah mempersiapkan diri untuk maju dalam ajang pemilihan legislatif bersama istrinya.

“Saya fasilitasi istri saya untuk maju, pendidikannya juga lebih tinggi dari saya, potensinya besar istri saya,” jelas Azam saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Selasa (2/4/2019).

Meski sama-sama aktif di banyak kegiatan kemasyarakatan, menurut Azam, istrinya memang baru pertama kali maju menjadi calon legislatif.

Namun, dirinya meyakini dengan segala potensi yang dimiliki, istrinya bisa melenggang ke gedung DPRD Garut bersama dirinya.

Baca juga: Kampanye Damai, Caleg Partai Berkarya Lepas Ribuan Merpati

Sementara soal adanya perbedaan pilihan politik, terutama untuk pilpres, menurut Azam, hal tersebut justru adalah sebuah pembelajaran bagi dirinya dan istri untuk bisa menempatkan kapasitasnya masing-masing.

“Perbedaan adalah pembelajaran, kita harus tahu kapasitas saat di keluarga dengan kapasitas kami ketika berpolitik, saling menghormati saja, saya lihat istri saya sekarang juga lebih keren dengan partainya,”kata Azam.

Azam mengakui, tiap kali kampanye memang banyak konstituen lebih banyak membahas soal capres cawapres.

Namun, meski banyak konstituen mengetahui Azam dan istrinya beda pilihan, konstituen tidak mempermasalahkannya.

Menurut Azam, justru saat dirinya kampanye masuk daerah dengan basis pemilih pasangan capres-cawapres 01, dirinya bisa menyampaikan bahwa istrinya pun calon legislatif dari partai pendukung koalisi capres-cawapres 01.

Begitu pula istrinya, saat kampanye masuk daerah basis pemilih 02, bisa menyampaikan suaminya calon legislatif dari partai pendukung 02.

“Ada kantor tim pemenangan 01 dan 02 yang berhadap-hadapan, panas suasananya tapi istri saya tetap bisa masuk ke 02, bahkan mau pasang baliho di sana,” katanya.

Baca juga: Puluhan Warga Datangi Bawaslu Lombok Tengah Tuntut Caleg Golkar yang Melanggar Dimasukkan Kembali ke DCT

Azam mengaku, jika kelak bersama istrinya menjadi anggota DPRD Garut, dirinya sudah berbagi peran sesuai kapasitas masing-masing.

Istrinya, yang juga penulis novel, akan banyak konsen pada isu perbaikan soft skill masyarakat, sementara dirinya akan konsen pada isu perbaikan infrastruktur.

Jika Azam sudah malang melintang di dunia politik, Ranti Eka Pertiwi istrinya masih terbilang hijau dalam dunia politik. Ajang pencalegan pun baru pertama kali ia ikuti, sekaligus masuk dan bergabung dengan partai PKB.

“Tiket (caleg) PKB, dapat dari suami, karena bekas Sekjen PKB. Kan partai perlu caleg perempuan untuk kuota gender,” jelas Ranti saat ditemui di SMKN 1 Garut tempatnya mengajar, Selasa (2/4/2019) di sela istirahat mengajar.

Ranti yang juga lulusan Universitas Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya menuturkan, awalnya sempat takut masuk dunia politik karena tidak punya modal uang dan modal lainnya.

Namun, suaminya menyemangatinya. Karena, dengan menjadi anggota DPRD, bisa memberi manfaat bagi banyak orang.

“Orangtua juga awalnya sempat kaget, tapi setelah diberi pemahaman tujuan dan manfaatnya, akhirnya mendoakan menang,” katanya.

Ranti mengaku, dirinya mencalonkan diri di dapil yang sering disebut para caleg di Garut sebagai “Dapil Neraka”.

Karena, di dapil ini caleg-caleg yang maju rata-rata tokoh masyarakat dan mempunyai modal yang kuat. Namun, dirinya tetap percaya diri maju.

“Saya lebih baik di sebut caleg gakin (Keluarga Miskin), atau caleg BPJS. Karena yang saya tawarkan ke masyarakat program, bukan uang. Tinggal masyarakatnya mau perubahan atau tidak,” katanya.

Ranti mengaku, saat mengisi daftar kekayaan caleg, dirinya mengisi dengan nol rupiah. Karena, memang tidak ada modal dalam pencalegannya. Saat proses di partai, dirinya difasilitasi partai. Sementara untuk APK, kebanyakan dari donasi para pendukungnya.

“Ada yang menanyakan kalau kalah gimana, saya siap kalah, karena saya tidak mengeluarkan banyak uang. Kalau menang, tinggal kerja aja yang benar,” katanya bersemangat.

Ranti mengaku, sebagai caleg muda dan dari kalangan perempuan, dirinya memang menyasar pemilih pemula dan kaum perempuan. Makanya, pola kampanyenya juga banyak memanfaatkan media sosial.

Dirinya pun membuat tagline kampanye bersama dengan suaminya yaitu "Kami siap berkarya untuk kebangkitan bangsa" yang menggambarkan partai yang jadi kendaraannya maju jadi caleg.

Sementara soal perbedaan pilihan dalam pilpres antara dirinya dengan suaminya, menurut Ranti hal tersebut telah menjadi konsekuensi politik mengingat partai mereka berdua berbeda.

Namun, untuk tidak sampai perbedaan tersebut meruncing, dirinya dan suami membangun koalisi yang diberi nama “Koalisi Cinta Indonesia”.

“Koalisi ini atas nama cinta Indonesia, kita melihat keberlangsungan Indonesia pasca Pilpres ini jangan sampai terpecah belah,” katanya.

Ranti melihat, beda dukungan dari dua kubu capres-cawapres saat ini memang sudah cukup meruncing. Kedua kubu pun memiliki nama masing-masing seperti kecebong dan kampret.

Karena dirinya dan suami berasal dari dua kubu tersebut, Ranti pun menamakan dirinya dan suami “kecempret” yang artinya kecebong dan kampret.

“Alhamdulillah, Koalisi Cinta Indonesia dan istilah kecempret banyak yang dukung, karena mereka melihat meski berbeda tapi tetap rukun,” katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com