Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Nur, Pengemis yang Diduga Punya Mobil | Anggota Brimob Gugur Diserang KKB di Nduga

Kompas.com - 21/03/2019, 05:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Saat Wali Kota Surabaya Risma melihat seragam siswa yang robek

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SDN Pegirian I, Jalan Wonosari, Kecamatan Semampir, Surabaya, Rabu (20/3/2019).

Saat mengamati gedung sekolah, Risma mendapati beberapa siswa SDN Pegirian I mengenakan seragam sobek atau tak layak pakai.

Melihat hal itu, Risma kemudian meminta salah satu stafnya untuk mengambil seragam baru di koperasi sekolah.

Sedikitnya terdapat tiga siswa yang memakai baju sobek-sobek. Risma meminta ketiga siswa itu membuka seragamnya, lalu ia menggantinya dengan seragam baru.

"Di sini rata-rata golongan keluarga menegah ke bawah. Melihat ada baju siswa sobek-sobek, saya kasihan enggak tega," kata Risma, Rabu.

Baca berita selengkapnya: Ini Reaksi Risma Melihat Baju Siswa SD di Surabaya Sobek...

4. Fenomena Helocline di bawah Jembatan Suramadu

Potongan video fenomena Helocline di bawah Jembatan Suramadu, Rabu (20/3/2019)Istimewa Potongan video fenomena Helocline di bawah Jembatan Suramadu, Rabu (20/3/2019)

Sebuah video fenomena Helocline atau bertemunya dua arus air di bawah Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) viral di media sosial, Rabu (20/3/2019).

Video tersebut beredar selain di grup-grup WhatsApp, juga di kanal Youtube maupun Instagram.

Dalam video berdurasi kurang dari 30 detik itu, nampak dua arus air laut di Selat Madura yang berbeda warna hingga nampak membuat garis diantara dua warna yang berbeda kontras. Satu sisi air berwarna hijau muda, satu sisi air berwarna biru tua.

Adi Hermanto, Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, menjelaskan, menyebut fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

"Fenomena ini terjadi alamiah dan tidak perlu dikhawatirkan," katanya dikonfirmasi melalui telepon.

Baca berita selengkapnya: Viral, Video Fenomena "Helocline" Selat Madura di Bawah Jembatan Suramadu

5. Petani bawang yang pernah curhat ke Sandiaga Uno, ditahan polisi

Petani bawang merah M Subhan (kanan) yang berdialog dengan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno, menyambangi kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta, Jumat (15/2/2019). KOMPAS.com/Devina Halim Petani bawang merah M Subhan (kanan) yang berdialog dengan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno, menyambangi kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Brebes, Moh Subhan, warga Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, ditahan penyidik Reskrim Polres Brebes, Selasa (19/3/2019) malam.

Subhan diketahui pernah viral sebagai petani bawang yang curhat di hadapan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.

Kali ini Subhan ditahan Polres Brebes setelah menjalani pemeriksaan selama tujuh jam pada pukul 14.00-21.00 WIB.

Subhan diduga melakukan penganiayaan terhadap Sukro (71), warga Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal.

"Setelah kami mendapatkan dua alat bukti, kami tetapkan dia sebagai tersangka. Penyidik menyatakan setelah sudah memenuhi syarat dilakukan penahan, kami tahan yang bersangkutan untuk 20 hari ke depan," kata Triyatno

Baca berita selengkapnya: Petani Bawang yang Pernah Curhat ke Sandiaga Ditangkap Terkait Kasus Penganiayaan

Sumber: KOMPAS.com (David Oliver Purba, Achmad Faizal, Ghinan Salman, Ramdhan Triyadi Bempah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com