Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nur, Pengemis yang Beraksi di Bogor Sejak Era Soeharto dan Disebut Miliki Mobil Pribadi

Kompas.com - 20/03/2019, 15:38 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Khairina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Petugas gabungan dari Dinas Sosial (Dinsos) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor mengamankan Herman alias Nur (86), seorang pengemis yang viral karena disebut-sebut memiliki mobil.

Nur diamankan petugas di persimpangan lampu merah Lotte Mart, Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor, Rabu (20/3/2019) pagi.

Ia kemudian dibawa ke Kantor Dinas Sosial Kota Bogor untuk dilakukan pendataan.

Selain Nur, petugas juga mengamankan seorang laki-laki bernama Maman (41) yang diketahui adalah sopir yang sehari-hari ikut mengantar dan menjemput Nur saat mengemis.

Di hadapan petugas, Nur berdalih, bahwa mobil jenis Avanza berwarna hijau yang dinaikinya itu bukan miliknya. Kata Nur, mobil itu dia sewa dari seorang tetangganya.

"Nggak benar itu. Yang viral di media sosial itu bohong. Itu bukan mobil saya, itu saya sewa dari tetangga. Itu kebenarannya," ucap Nur.

Baca juga: Pengemis di Bogor Diduga Punya Mobil, Ini Penjelasan Satpol PP

Dirinya mengaku, rata-rata dalam sehari, ia mampu mengumpulkan uang dari hasil mengemis di jalanan kurang lebih Rp 150 ribu.

Pembagiannya, sambung Nur, Rp 50 ribu untuk membayar sewa mobil setengah hari, Rp 30 ribu untuk jasa sopir. Sementara, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia mengungkapkan, alasannya menyewa mobil karena kakinya sudah tak kuat berjalan.

"Kaki saya kan pernah patah, jadi suka sakit kalau jalan," katanya.

Dia menceritakan, dari tahun 1995 dirinya sudah menjadi pengemis. Saat itu, pertama kali ia mencari nafkah dengan meminta-minta di daerah Jembatan Merah, Kota Bogor.

Setelah cukup lama mengemis di sana, Nur sempat memutuskan berhenti mengemis.

Selama tiga tahun sejak berhenti mengemis, Nur membuka praktek pengobatan di rumahnya, di kawasan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Namun, dua tahun ke belakang ini, ia kembali menjadi pengemis di daerah Simpang Yasmin.

Faktor ekonomi disebut-sebut sebagai alasan kenapa Nur kembali mengemis.

Penghasilan anaknya sebagai petugas kebersihan di daerah Pamulang, tak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

"Hasil mengemis ini untuk membantu saja. Anak saya tahu saya mengemis. Tetapi mau bagaimana lagi karena memang kebutuhan untuk sehari-hari tidak terpenuhi," ungkap dia.

Baca juga: Ketika Ganjar Ajak Pengemis Makan Siang dan Selawat Bersama

Selama menjadi pengemis, lanjut dia, baru kali ini dirinya terjaring razia. Ia juga mengaku sudah memberitahu kepada keluarganya soal keberadaannya di Kantor Dinsos.

"Baru ini kena razia. Anak juga udah tau saya di sini (Kantor Dinsos). Nanti sore juga pulang, kita kan bukan maling masa mau dihukum," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Bogor Azrin Syamsudin mengatakan, untuk mengetahui kebenaran tersebut, pihaknya akan melakukan home visit atau kunjungan ke kediaman Enur.

Di sana, petugas sosial akan membuat berita acara dengan kepala desa setempat.

"Dalam pendataan ini, biasanya itu ada perjanjian jangan lagi melakukan kegiatan di kota (mengemis). Dengan catatan, kalau ketangkap sekali lagi, dia akan kami bawa ke balai rehabilitasi," pungkas Azrin. 

Kompas TV WNA Asal Tiongkok DIamankan karena Sering Mengemis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com