Abdul Wahab, sepupu Romahurmuziy, politisi PPP yang ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan pada Jumat (15/3/2019) lalu, tak menyangka dirinya ikut diamankan oleh lembaga antikorupsi itu.
Ia pun sempat dibawa oleh KPK ke Jakarta bersama Romahurmuziy, Haris Hasanuddin (Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur dan Muhammad Muafaq Wirahadi (kepala Kankemenag Gresik).
“Kejadian tersebut tidak saya kira dan tidak saya rencanakan, firasat sedikit pun tidak ada,” kata Abdul Wahab saat ditemui di depan kediamannya di Jalan KH Kholil Gang V, Kelurahan Kebungson, Kecamatan Gresik Kota, Gresik, Senin (18/3/2019).
Abdul Wahab mengatakan, ia menemui Romahurmuziy di Hotel Bumi untuk membahas rencana haul KH Abdullah Faqih yang akan digelar pada akhir Maret ini. Namun tiba-tiba ia ikut tertangkap petugas KPK.
Wahab kemudian dilepaskan dengan status sebagai saksi, bersama dengan sopir Muafaq, serta asisten Romahurmuziy.
Baca berita selengkapnya: Cerita Abdul Wahab, Sepupu Romahurmuziy yang Ditangkap KPK lalu Dilepaskan Lagi
Dengan gelar doktor, Rendra Panca Anugraha berambisi ingin mengabdikan ilmunya kepada masyarakat.
Dia ingin menjadi peneliti dan dosen di kampus tempat belajarnya, ITS. Bagi pria kelahiran Bondowoso, 25 November 1994 ini gelar doktor adalah gelar akademis yang harus digunakan sebagai instrumen pengabdian kepada masyarakat.
"Saya harus mampu mencari peluang agar mampu berkontribusi kepada masyarakat melalui kapasitas intelektual yang saya miliki," katanya saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (18/3/2019).
Rendra meraih gelar doktor di usianya yang ke-24 lebih 4 bulan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,95.
Baca berita selengkapnya: Raih Gelar Doktor Termuda ITS, Rendra Ingin Jadi Peneliti
Budiarsa adalah penderita salah satu penyakit langka dan mematikan, osteogenesis imperfecta.
Sementara itu, istinya yang akrab disapa Dayu Kenari merupakan penderita polio. Budiarsa dinobatkan menjadi "manusia langka" karena mampu bertahan hidup dalam jangka waktu lama dengan penyakit mematikan tersebut.
Dalam dunia kedokteran, kemampuan langka yang dimiliki Budiarsa disebut Tree Brothers +1. Selain Budiarsa, kedua saudaranya juga mengidap penyakit yang sama.
“Saat lahir saya normal, tapi usai dua tahun tubuh ini mulai panas dingin, dan tulang patah. Sempat menjalani operasi tahun 1989 dan menginap di RSUP Sanglah selama enam bulan karena saya dijadikan bahan penelitian. Tapi hasil operasinya cuma bertahan selama 1,5 tahun,” ujarnya seperti dikutip dari Tribunnews.
Baca berita selengkapnya: Manusia dengan Penyakit Langka di Bali Nikahi Gadis Idamannya, Dihadiri 1.000 Orang Termasuk Para Pejabat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.