Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2019, 08:56 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Pernikahan I Ketut Budiarsa (35) dan Ida Ayu Ketut Kenari (38) dihadiri 1.000 orang dan sejumlah pejabat di Bali pada Kamis (14/3/2019).

Sosok Budiarsa dan istrinya juga menarik perhatian masyarakat.

Budiarsa adalah penderita salah satu penyakit langka dan mematikan, osteogenesis imperfecta. Sementara itu, istinya yang akrab disapa Dayu Kenari merupakan penderita polio.

Budiarsa dinobatkan menjadi "manusia langka" karena mampu bertahan hidup dalam jangka waktu lama dengan penyakit mematikan tersebut. Dalam dunia kedokteran, kemampuan langka yang dimiliki Budiarsa disebut Tree Brothers +1. Selain Budiarsa, kedua saudaranya juga mengidap penyakit yang sama. 

“Saat lahir saya normal, tapi usai dua tahun tubuh ini mulai panas dingin, dan tulang patah. Sempat menjalani operasi tahun 1989 dan menginap di RSUP Sanglah selama enam bulan karena saya dijadikan bahan penelitian. Tapi hasil operasinya cuma bertahan selama 1,5 tahun,” ujarnya seperti dikutip dari Tribunnews.

Baca Juga: "Kami Senang Disebut Penyandang Disabilitas, Bukan Penyandang Difabel"

Budiarsa menceritakan, kemampuan dia dan dua saudaranya mampu bertahan hidup lebih lama dengan mengidap penyakit osteogenesis imperfecta membuat Profesor Pals membangun laboratorium khusus.

Profesor Pals meneliti sejumlah unsur di tubuh Budiarsa untuk mencari formula agar penderita osteogenesis imperfecta di dunia dapat memiliki usia yang relatif panjang seperti Budiarsa dan kedua saudaranya.

Budiarsa mengaku heran karena setiap tulang yang patah akan secara tiba-tiba mengecil lalu hilang di dalam tubuhnya.

“Sekarang, kalau patah saya tidak mengalami sakit apa pun. Meskipun semuanya telah patah, masih bisa digerakkan karena patahan itu tidak memengaruhi saraf,” tuturnya.

Baca Juga: Atlet Difabel Israel Siap Bersaing dengan Yang Normal

Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan dirinya untuk meminang Dayu Kenari.

“Kami pacaran selama enam tahun. Dalam masa pacaran, tidak ada keromantisan. Tapi, kalau satu pihak tidak ada atau tidak bertemu karena sakit, rasa kehilangan sangat besar. Dengan pertimbangan matang, akhirnya kami pun memutuskan untuk menikah,” katanya.

Pernikahan kedua pasangan tersebut menarik perhatian para pejabat daerah. Sejumlah tokoh hadir dalam acara resepsi Budiarsa dan Dayu Kenari, di antaranya istri Kapolda Bali, Barbara Golose, dan istri Wali Kota Denpasar, Ida Ayu Selly D Mantra.

Budiarsai mengaku hanya menyebar undangan 120 buah, tapi tamu yang hadir mencapai 1.000 orang.

“Saya sebar undangan hanya 120 lembar, tapi lewat Facebook, WhatsApp juga, sehingga yang hadir sampai 1.000 orang,” ujarnya.

Seperti diketahui, Budiarsa juga seorang pelukis andal. Satu lukisan ukuran 100 cm x 150 cm biasanya dibanderol Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.

Artikel ini sudah tayang di Bali.Tribunnews dengan judul: Pejabat Penting Hadiri Pernikahan 'Manusia Langka', Menikah Setelah 6 Tahun Pacaran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com