PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Warga Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung resah dengan adanya tumpukan sampah di berbagai sudut kota.
Sampah yang menumpuk selain menimbulkan bau tak sedap juga dikhawatirkan memicu terjadinya wabah penyakit kulit dan diare.
"Kami sudah lama resah dengan kondisi ini. Bahkan spanduk telah dibuat agar tidak membuang sampah di sana, tapi tetap saja menumpuk banyak," kata Rita, warga Jalan Padat Karya, Kelurahan Selindung, kepada Kompas.com, Senin (4/3/2019).
Rita yang membuka warung tak jauh dari lokasi tumpukan sampah mengatakan, sampah bukan berasal dari warga setempat.
Baca juga: Buang Sampah Sembarangan di Depok Bisa Kena Denda Rp 25 Juta
Tetapi dibuang warga dari komplek perumahan lain karena untuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sangat jauh.
"Sering mereka melintas pakai mobil atau motor lalu membuang sampahnya di dekat sini. Setiap hari. Sepertinya tidak ada petugas menjemput ke tempat mereka," ujar Rita yang diamini tetangganya, Santi.
Selain merasa resah, Rita mengaku geram akan ulah warga yang membuang sampah di pinggir jalan.
"Maunya ditangkap tangan, dan ditimpuk sampah itu ke mereka," ujarnya.
Baca juga: Awal 2019, Puluhan Warga Pekanbaru Didenda karena Buang Sampah Sembarangan
Dia pun mengungkapkan, tumpukan sampah kondisinya berserakan karena terhembus angin dan dibongkar hewan.
"Bagusnya ada bak. Jadi tidak berserakan. Petugas juga harus masuk ke sini," harapnya.
Hal senada dikatakan Warsih, warga Jalan Air Mawar Ketapang. Ia mengaku kesal karena tumpukan sampah berserakan di pinggir jalan tak jauh dari lokasi tempatnya bekerja membuat bata.
"Dekat hutan bakau itu sudah penuh sampah plastik. Meskipun bau busuk setiap hari orang lalu-lalang, karena ini jalan mau ke pelabuhan," sebutnya.
Baca juga: Sampah Ditukar Bibit Tanaman, Cara Pemkot Surakarta Edukasi Masyarakat Buang Sampah pada Tempatnya
Gundukan sampah yang sudah tinggi di lokasi tersebut sebagian berguguran masuk ke dalam sungai.
Di kawasan Kampak dan Pasir Putih juga ditemukan banyak tumpukan sampah rumah tangga. Tumpukan sampah itu berada di lahan-lahan kosong pinggir jalan.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Kebersihan Pangkal Pinang, Jumhari mengatakan, tumpukan sampah bermunculan karena masih rendahnya kesadaran warga.
"Mereka tidak berlangganan lalu membuang sampah ke lokasi yang bukan jalur pengambilan sampah," kata Jumhari saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya.
Baca juga: 5 Negara Asing Tawarkan Solusi Pengelolaan Sampah ke Pemkab Garut
Jumhari mengungkapkan, setiap hari warga menghasilkan 110 ton sampah rumah tangga dan sampah pasar.
"Untuk seluruh sampah dalam kota kami mengerahkan 19 truk dan 42 motor roda tiga. Itu pun kendaraan banyak yang sudah tua," bebernya.
Idealnya kata Jumhari, setiap kelurahan memiliki 5 motor roda tiga pengangkut sampah. Sementara saat ini rata-rata baru 2 dan 3 kendaraan.
"Kalau untuk bak sampah tidak bisa jadi solusi. Nanti semuanya membuang sampah ke sana dan melimpah. Padahal itu bukan tempat pembuangan," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.