Rasilu di mata teman
Rasilu adalah sosok yang baik dan periang. Di mata teman-temannya sesama pengayuh becak, Rasilu dikenal sangat baik hati dan menjadi pekerja keras.
Menurut Kasim (35), sebelum tertimpa musibah, Rasilu selama ini kerap bekerja tanpa mengenal waktu hingga larut malam.
Semua itu dilakukannya karena dia ingin agar keluarganya di kampung halaman dapat hidup lebih baik.
“Dia itu orangnya baik, dan juga selalu tarik becak sampai larut malam. Dia selalu bercerita kepada saya kalau anak-anaknya butuh uang untuk biaya sekolah,” kata Kasim saat ditemui Kompas.com di pangkalan becak Lorong Silale.
Menurut Kasim, becak yang dipakai untuk mencari nafkah dipinjam Rasilu dari seorang pengusaha becak di Ambon. Perjanjiannya, setiap pekan Rasilu harus menyetor Rp 100,000 kepada pemilik becak.
Kasim mengatakan saat rekannya itu tertimpa musibah, dia dan teman-temannya yang lain sangat merasa terpukul, karena sosok Rasilu selama ini dikenal sangat baik terhadap sesama dan tidak pernah membuat masalah di antara mereka.
“Kita merasa sedih karena dia orangnya sangat baik. Saat kejadian itu kami juga ke kantor polisi untuk menjenguknya, membawa makanan dan rokok kepadanya,” kata Kasim.