Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Menangis, Meraung-raung di Dalam Kebun Karet"

Kompas.com - 28/02/2019, 16:11 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Menjadi petugas pemadam kebakaran ternyata bukan sekadar memadamkan api. Ada juga upaya pencegahan dan penyelamatan.<br /> <br /> Pekerjaan sebagai pemadam kebakaran membuat laki-laki identik dengan profesi ini.<br /> <br /> Namun di Bandung, Jawa Barat, Bintania Purnomo berkata lain.<br /> <br /> Perempuan ini bahkan mengaku menyukai dan menyenangi pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran.


Pemerintah siap bantu

Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution datang meninjau lokasi karhutla di Jalan Kampung Baru, Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Bengkalis, Rabu (27/2/2019).

Pada saat itu, sejumlah warga datang menemuinya. Warga meminta solusi bagaimana ke depan nasib para petani karet.

Edy Natar mengatakan pemerintah pasti siap untuk membantu.

"Tentu kami akan coba evaluasi bagaimana nanti kondisi yang ada di lapangan ini. Kami akan laporkan kepada Pak Gubernur, beliau selaku Dansatgas (Karhutla), nanti kondisi sepertinya apa, hasil laporan itu akan dibahas," kata Edy Natar saat diwawancarai Kompas.com, Rabu.

"Yang jelas pemerintah pasti membantu," tutupnya.

Sementara itu, Camat Rupat Hanafi mengaku juga sudah siap membantu petani yang kebun karetnya terbakar akibat karhutla. Dia mengaku sudah melakukan pendataan.

"Memang kenyataan di lapangan banyak kebun masyarakat yang terbakar, terutama karet dan sawit. Kami sudah koordinasi dengan UPT Pertanian dan telah mendata dan terus mendata sampai kebakaran ini selesai," ucap Hanafi saat ditemui Kompas.com, Senin (25/2/2019) lalu.

Data tersebut, sambung dia, akan dibawa ke Dinas Pertanian Kabupaten Bengkalis sebagai bentuk respon atas dampak karhutla.

"UPT Pertanian Rupat juga sudah menyampaikan ke Dinas Pertanian, agar bisa mengganti pohon karet dan sawit dengan bibit-bibit yang baru untuk ditanam kembali oleh masyarakat," terang Hanafi.

Baca juga: Wanita yang Ditemukan Tewas di Kebun Karet Subang Dibunuh oleh Suaminya di Jakarta

Berdasarkan data sementara, kata dia, luas kebun masyarakat yang terbakar mencapai 500 hektar.

"Sekarang masih ada kebun warga yang terbakar, tapi sebagian sudah berhasil dipadamkan. Tinggal pendingan agar tidak mengeluarkan asap," sebut Hanafi.

Sementara luas lahan yang terbakar di wilayah Kecamatan Rupat, kata dia, mencapai ribuan hektar.

"Kebakaran di Rupat sejak 26 Januari 2019. Jadi kalau digabungkan dengan yang sudah dan sedang terjadi, itu udah hampir 1.300 hektar terbakar," tutup Hanafi.

Kabut Asap sudah berkurang

Kabut asap karhutla di wilayah Kecamatan Rupat, Bengkalis sudah jauh berkurang, Kamis (28/2/2019).

Lebih kurang sepekan masyarakat yang berbatasan dengan Malaysia ini dilanda kabut asap tebal. Jarak pandang 200 hingga 100 meter.

Kondisi ini sudah berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Sejumlah warga mengalami ISPA, sesak napas, batuk, filek, asma, iritasi mata, iritasi kulit dan pneumonia.

Dampak lainnya, sepuluh sekolah di Kecamatan Rupat diliburkan selama dua hari.

Namun setelah turunnya hujan pada Minggu (24/2/2019) dinihari, kabut asap sudah mulai berkurang. Anak-anak pun sudah kembali masuk sekolah.

Petugas gabungan dari TNI, kepolisian, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat terus berupaya mematikan dan menyekat api yang ada di dalam gambut.

Bahkan untuk membantu pemadaman karhutla ini, seratus pasukan Kostrad dikirim ke Kecamatan Rupat sepekan yang lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com