Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kericuhan Pendukung Prabowo dan Jokowi di Sleman | Dokter Spesialis Enggan Tugas di Madiun

Kompas.com - 28/02/2019, 07:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berita tentang video tiga perempuan yang berbicara dengan seorang warga tentang "Jika Jokowi terpilih, tak ada lagi azan" masih menjadi sorotan.

Tiga perempuan yang ada di video, yaitu CW, ES dan IP, telah menjalani pemeriksaan polisi. Suparjo alias Abah Ajo, lelaki yang berbicara dengan ketiga perempuan itu, membenarkan ada tiga perempuan yang bertemu dengan dirinya.

Selain itu, berita kericuhan di acara "Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI- Polri DIY-Jateng" di Sleman, DIY, mendapat perhatian pembaca Kompas.com.

Kericuhan terjadi saat ada beberapa orang menggelar spanduk dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf ketika rombongan pendukung Prabowo-Sandi melakukan konvoi di Jalan Magelang.

Baca berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kasus video viral "Jika Jokowi Terpilih, Tak ada Azan"

Kapolres Karawang AKBP Nuredy Irwansyah Putra KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Kapolres Karawang AKBP Nuredy Irwansyah Putra

Dalam video yang menjadi viraal tersebut, terdapat dua wanita tengah berbicara dengan seorang lelaki bernama Suparjo. Sementara satu wanita lainnya membuat video.

Belakangan, diketahui lokasi dalam video tersebut berada di Dusun Kalioyod, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang.

Suparjo, mengaku tak mengenal ketiga wanita tersebut. Ia pun lupa kapan peristiwa tersebut terjadi. Meski begitu, ia mengakui baru-baru ini ada tiga perempuan yang sekilas mengajaknya berbicara.

"Saya lupa (kapan). Pokoknya siang-siang pas saya mau salat zuhur. Mereka juga bukan mau ke saya, tapi lagi lewat. Saya keluar, salah satu orang balik lagi," katanya, Rabu (27/2/29).

Baca berita selengkapnya: Begini Kata Lelaki dalam Video "Jokowi Terpilih, Tidak Ada Lagi Azan"

2. Kericuhan saat acara Prabowo Subianto di Sleman

Ilustrasi perkelahian Ilustrasi perkelahian

Kericuhan sempat terjadi di jalan Magelang, tepatnya di sebelah Utara Grand Pasific Hall, tempat digelarnya acara "Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI- Polri DIY-Jateng", Rabu (27/2/2019). 

Kericuhan terjadi diduga akibat ada orang yang membawa spanduk Jokowi-Ma'ruf Amin saat konvoi pendukung Prabowo-Sandi melintas.

"Setahu saya tadi ada 2 orang yang membawa spanduk, Jokowi-Ma'ruf," ujar Aji salah satu warga Jalan Magelang, Rabu (27/02/2019).

Saat dikonfirmasi, Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah membenarkan sempat ada kericuhan kecil. Namun bisa langsung diredam.

"Iya benar ada kericuhan, tetapi tidak masalah," tuturnya.

Baca berita selengkapnya: Acara Prabowo di Yogyakarta Sempat Ricuh, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan

3. Wagub Jatim Emil Dardak terkejut dokter spesialis enggan tugas di Madiun

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak berdialog dengan siswa sekolah saat berkunjung di RSUD Dr Soedono Madiun, Selasa (26/2/2019) KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak berdialog dengan siswa sekolah saat berkunjung di RSUD Dr Soedono Madiun, Selasa (26/2/2019)

Mantan Bupati Trenggalek itu mendapatkan keluhan soal keengganan dokter spesialis bekerja di Kota Madiun. Emil pun heran lantaran Madiun sudah masuk dalam kategori kota.

"Dokter-dokter spesialis belum tertarik ke sini. Ini yang harus kami bedah kenapa penyebabnya. Kami ingin memposisikan Madiun ini sebagai kota yang sangat layak huni," ujar Emil disela kunjungannya di RSUP Dr Soedono Madiun, Selasa ( 26 / 2 / 2019) sore.

Ia menduga bisa jadi ketersediaan rumah dokter atau soal fasilitas yang membuat dokter spesialis enggan ke Madiun.

Selain itu kemungkinan para dokter spesialis juga melihat potensi pasiennya banyak atau tidak di Madiun.

"Untuk itu kami akan ditelaah lebih dalam kenapa dokter-dokter belum tertarik. Mungkin perlu marketing yang lebih menancap lagi ke pendidikan dokter spesialis di universitas," kata Emil.

Baca berita selengkapnya: Emil Dardak Heran Dokter Spesialis Tidak Tertarik Bekerja di Madiun

4. Kisah Iqbal Jabbar jadi pengusaha sukses

Iqbal Jabbar, pemilik Kedai Kejuin di Bandung. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Iqbal Jabbar, pemilik Kedai Kejuin di Bandung.

Iqbal Jabbar (30 tahun) tersenyum. Ia mengucap syukur saat mengawali cerita masa lalunya yang perih.

“Untung saya enggak gila. Dulu saya setiap saat harus berhadapan dengan debt collector,” ujar Iqbal kepada Kompas.com di Kedai Kejuin, Kota Bandung, belum lama ini.

Saat itu, tahun 2006, bisnis rotan milik sang ayah bangkrut dan meninggalkan utang miliaran rupiah.

Karena Iqbal menduduki posisi penting di perusahaan sang ayah, ia harus berhadapan dengan para penagih utang. Hingga akhirnya, keluarga tersebut menggunakan asetnya untuk menutupi utang.

Kemudian, mereka memutuskan pindah ke Bandung dengan dana seadanya serta beberapa produk rotan produksinya. Yakni 2 set kursi tamu, 1 meja makan, dan satu tempat tidur.

Perjuangannya kini berbuah manis. Usaha Iqbal saat ini beromzet miliaran rupiah.

Baca berita selengkapnya: Bermodal Rp 150.000, Pemuda Asal Bandung Sukses Bangun Bisnis Beromzet Miliaran

5. Janji Prabowo jika terpilih menjadi Presiden Indonesia

Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto saat tiba di  Grand Pacific Hall , Jalan Magelang, Sleman, Rabu (27/2/2019).KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto saat tiba di Grand Pacific Hall , Jalan Magelang, Sleman, Rabu (27/2/2019).

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjanji akan menjemput Rizieq Shihab dengan pesawat pribadinya jika terpilih menjadi presiden.

Pernyataan tersebut terungkap saat Prabowo mengunjungi para pendukungnya di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan.

Selain itu, Prabowo juga berjanji akan membebaskan para habib, ulama, ustazah, emak-emak yang menurut dia telah dikriminalisasi.

Baca berita selengkapnya: 5 Janji Prabowo di Pamekasan, dari Jemput Rizieq Shihab hingga Bebaskan Para Habib

Sumber: KOMPAS.com (Michael Hangga Wismabrata, Reni Susanti, Wijaya Kusuma, Muhlis Al Alawi, Farida Farhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com