Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Dilakukan Pemkab Kulon Progo untuk Tekan Penyebaran DBD

Kompas.com - 22/02/2019, 15:08 WIB
Dani Julius Zebua,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com — Untuk menekan penyebaran demam berdarah dengue (DBD), Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, mencanangkan gerakan yang diberi nama Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) di seluruh wilayah Kulon Progo.

Gerakan ini berupa aksi membersihkan seluruh lokasi atau tempat genangan secara serentak yang berpotensi sebagai sarang nyamuk.

Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, gerakan bersih-bersih itu diperlukan untuk mendorong masyarakat memerangi penyebaran DBD di Kulon Progo.

"Ternyata ada cara yang lebih efektif dan efisien (menekan DBD). Namun, diperlukan langkah sosialisasi yang tepat agar semangat Gertak PSN ini bisa tersampaikan ke seluruh kalangan masyarakat," kata Sutedjo setelah membuka Gertak PSN di Alun-alun Wates, Jumat (22/2/2019).

Baca juga: Sebanyak 12 Korban Meninggal akibat Demam Berdarah di Kediri

Dinas Kesehatan Kulon Progo mencatat, dari Januari hingga pertengahan Februari, 36 warga Kulon Progo menderita DBD. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibandingkan 2018 pada periode yang sama.

Jumlah penderita DBD juga cukup tinggi dalam dua tahun terakhir, yaitu 79 kasus pada 2017 dan 109 kasus pada 2018.

Kulon Progo juga memiliki pengalaman puncak kasus DBD mencapa 381 kaus pada 2016. Tingginya kasus DBD karena saat itu masuk musim hujan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan Kulon Progo Theodola Baning Rahayujati mengatakan, pengasapan atau fogging yang dilakukan belakangan ini dinilai tidak efektif mengatasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan nyamuk  penular DBD.

Baca juga: Ada 92 Kasus Demam Berdarah di Gresik, 2 Meninggal Dunia

Fogging dinilai hanya memutus penyebaran nyamuk sementara, tapi dalam tempo cepat nyamuk tetap kembali. Pasalnya, fogging hanya efektif membasmi nyamuk dewasa, tetapi tidak bisa memberantas jentik nyamuk.

"Nyamuk bertelur 400 telur dan dalam satu minggu akan menjadi nyamuk. Kami tidak ingin berulang-ulang," kata Baning.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com