Tindaklanjut dari forum tersebut adalah solusi untuk menjawab masalah yang sedang berkembang.
"Saat ini ulama dihadapkan dengan ulama, ustaz dengan ustaz, padahal Tuhannya satu, partainya satu. Padahal sejak dulu kita penuh keragaman tapi tetap satu. Kenapa sekarang tidak, gara-gara politik?" tanya dia.
"Takbir itu indah, mempersatukan umat. Tapi saat ini saya nilai ada pergeseran makna, cenderung malah berpotensi membenturkan sesama umat Islam. Ini yang perlu meluruskannya. Persatuan antar umat beragama akan kuat ketika tokoh-tokoh agamanya berprespektif pluralisme. Jangan perbedaan menjadi ajang mencari salah dan perpecahan," tegas Syahban.
Baca juga: Bukan Cuma Isu SARA dan Politik Uang, Ini Daftar Hal yang Dilarang Saat #IkutPemilu2019
Dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan KH Muhyiddin Masyukur pun mengajak seluruh umat tidak terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan calon pemimpinnya.
Menurutnya, kedua pasangan calon presiden dan wakilnya sama-sama berlatar belakang Islam. Siapapun yang nantinya menjadi pemenang harus didukung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.