Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ogah Bagi-bagi Sembako, Dedi Mulyadi Pilih Pergelaran Seni untuk Kampanye

Kompas.com - 27/01/2019, 20:58 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Barat untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya membuat pagelaran seni budaya sunda sebagai bagian dari strategi kampanye dalam meraih simpati masyarakat, terutama dalam posisinya sebagai ketua TKD Jabar untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin serta sebagai caleg DPR RI dari Partai Golkar.

Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu mengatakan, kampanye dengan cara bagi-bagi sembako sudah tidak efisien lagi digunakan dalam kampanye.

“Udah enggak musim lagi bagi-bagi sembako. Sekarang itu kampanye harus mencerdaskan masyarakat. Walaupun saya sangat taat terhadap apa yang jadi ketentuan Bawaslu. Saya tidak pernah membuat media kesenian menjadi media kampanye. Cukup menyampaikan pendidikan yang mencerdaskan masyarakat,” kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (27/1/2019).

Menurut Dedi, jika merasa terhibur sudah barang tentu nantinya masyarakat akan memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden RI yang didukung oleh orang yang memberikan hiburan.

“Masalah pilihan, mereka akan melihat figur atau ketokohan. Kalau dagangannya laku, enggak usah teriak-teriak,” katanya.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Jika Rencana Jokowi Berjalan, Kades Bisa Digaji Rp 8 Juta Per Bulan

Bawa berkah bagi pedagang

Sementara itu, pagelaran seni wayang menjadi berkah bagi pedagang. Warsan (42), misalnya. Seorang pedagang bakso asal Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu rela menarik gerobak baksonya selama 5 jam menggunakan sepeda motor dari tempatnya biasa berjualan menuju Lapangan Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang.

Ia menempuh perjalanan jauh demi berjualan di lokasi pentas seni budaya wayang golek empat dalang yang digelar Dedi Mulyadi selaku Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat.

Perjuangannya pun membawa hasil. Omzet penjualan baksonya naik dua kali lipat.

“Ya, kalau di sini bisa dapat untungnya dua kali lipat. Kalau sehari biasanya Rp 500.000, di sini bisa Rp 1juta,” kata Warsan saat ditemui di Lapangan Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Sabtu.

Dedi Mulyadi mengaku sangat bersyukur bisa memberikan keuntungan dua kali lipat kepada pedagang kecil seperti Warsan. Menurut dia, tiap kali menggelar pentas seni budaya sunda di desa-desa, acaranya selalu ramai dikunjungi pedagang.

“Memang kegiatan kebudayaan yang lama saya tekuni dan saya geluti dan menjadi bagian dari hidup saya sesungguhnya melahirkan pasar, yaitu adanya sekumpulan pedagang dengan keragaman jenis dagangan yang mengikuti kemana pun saya pergi. Ini salah satu hal yang memang unik dibanding yang lain. Jadi kemanapun saya pergi pasti diikuti banyak pedagang iket, tukang bakso, tukang kacang, bahkan jumlahnya sampai ratusan. Ini memiliki implikasi ekonomi kreatif yang cukup kuat,” kata Dedi.

Baca juga: Soal Tabloid Indonesia Barokah, Dedi Mulyadi dan TGB Angkat Bicara

Ke depan, Dedi tengah memikirkan konsep untuk menata para pedagang di setiap kegiatan pagelaran seni budaya yang dibuatnya agar terlihat lebih rapi.

“Saya lagi mikirin untuk mereka di-branding, kemudian tempat jualannya ditata sehingga ketika saya datang pada kegiatan kesenian itu melahirkan pasar malam, lalu lahir dan tumbuh ekonomi kreatif,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com