Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta F-16 "Taklukan" Pesawat Ethiopian Airlines, Langgar Wilayah NKRI hingga Butuh 20 Menit

Kompas.com - 15/01/2019, 16:42 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Saat pilot pesawat Ethiopian Airlines tidak bisa menyebutkan izin atau FC kepada otoritas navigasi udara Indonesia (Air Nav), Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) segera memerintahkan dua pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Lanud Rsn Pekanbaru, untuk dan melakukan identifikasi visual serta penyergapan.

"Dua pilot kami, Kapten Pnb Barika dan Kapten Pnb Nehemia Anang, yang melakukan force down," ujar Bambang.

Kedua pilot pesawat tempur tersebut melakukan kontak visual dengan B777 ET-AVN dan melakukan komunikasi pada frekuensi darurat serta memaksa pilot pesawat Ethiopian Airlines untuk mendaratkan pesawatnya di Bandara Hang Nadim.

Setelah berhasil melakukan force down pesawat Ethiopian Air, kedua pesawat tempur kembali ke Lanud Rsn Pekanbaru.

Baca Juga: TNI AU Kini Punya Satuan Khusus Pemeliharaan Rudal

4. TNI AU panggil pihak maskapai untuk diperiksa

Setelah pesawat Ethiopian Airline callsign ETH3728 dipaksa mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, TNI AU Hang Nadim memeriksa pilot dan kru pesawat.

Di hari kedua, TNI AU melakukan pemanggilan terhadap pihak masakapai Ethiopian Airline.

"Proses pemeriksaan masih berjalan, bahkan hari ini pihak masakapai Ethiopian Airline tiba di Batam untuk memberikan keterangan," kata Kepala Penerangan dan Pustaka (Kapentak) Lanud Raja Haji Fisabilillah (RHF) Letnan Angger, Selasa (15/1/2019).

Kepada Kompas.com Angger mengatakan hasil pemeriksaan sementara, barang yang dibawa pesawat tersebut sama sekali tidak ada masalah.

"Saat ini kesalahannya murni dkarenakan maskapai ini melakukan penerbangan di wilayah kedaulatan udara yurisdiksi Indonesia tanpa dilengkapi Flight Clearance (FC)," jelas Angger.

Baca Juga: Kronologi Pesawat Asing Dipaksa Turun TNI AU di Batam dalam 20 Menit

5. Pengakuan pilot dan hasil sementara pemeriksaan TNI AU

Pesawat Ethiopian Airline callsign ETH3728 yang melakukan penerbangan dari Addis Ababa menuju Hongkong, dipaksa mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau sekitar pukul 09.33 WIB, Senin (14/1/2019) dikarenakan masuk wilayah Indonesia namun tidak memiliki izin.KOMPAS.com/ HADI MAULANA Pesawat Ethiopian Airline callsign ETH3728 yang melakukan penerbangan dari Addis Ababa menuju Hongkong, dipaksa mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau sekitar pukul 09.33 WIB, Senin (14/1/2019) dikarenakan masuk wilayah Indonesia namun tidak memiliki izin.

Dari hasil pemeriksaan sementara, TNI AU menemukan salah satu barang di dalam pesawat berupa engine.

Namun, pilot yang diketahui berkewarganegaraan Kanada tersebut, mengaku, tidak mengetahui hal tersebut karena tugasnya hanya menerbangkan pesawat dari Addis Ababa menuju Hongkong.

"Makanya kami lakukan pemanggilan terhadap pihak maskapai, dengan tujuan pihak maskapai bisa menjelaskan semua ini," kata Letnan Angger.

Sementara itu Kepala BUBU Bandara Hang Nadim Suwarso mengatakan sampai saat ini pesawat masih berada di apron Hang Nadim. Selain itu, pesawat tersebut terpantau terbang rendah saat melintas Sumatera.

"Makanya begitu terdeteksi radar, dua unit pesawat tempur F16 Fighting Falcon TNI AU yang bermarkas di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau langsung melakukan pengejaran," terang Suwarso.

Baca Juga: TNI AU Panggil Pihak Ethiopian Airlines yang Masuk Tanpa Izin ke Batam

Sumber: KOMPAS.com (Hadi Maulana, Citra Indriani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com