"Korban nihil, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 300.000.000," katanya.
Baca Juga: Kebakaran Bus di KM 49 Tol Jakarta-Cikampek Sebabkan Kemacetan hingga 7 Kilometer
Dari hasil penyelidikan sementara aparat kepolisian, percikan api muncul di bagian mesin lalu diikuti munculnya asap, diduga karena korslet. Sebelumnya, sopir bus memang menepikan bus karena melihat indikator aki mesin menyala.
"Dugaan sementara akibat korsleting," kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya.
Lalu saat kernet bus bernama Ade Kurniawan mengecek bagian mesin dan melihat percikan api, dirinya meminta penumpang bus untuk turun.
"Sebelum api membesar, penumpang sudah diminta turun," kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya.
Baca Juga: Berputar Hindari Razia, Truk Terguling di Gerbang Tol Bekasi Barat
Dampak dari kebakaran bus pariwisata di KM 49,850 A tol Jakarta- Cikampek, Minggu (13/1/2019) sekitar pukul 15.00 WIB, menyebabkan kemacetan sepanjang 7 kilometer.
"Imbas dari kebakaran bus terjadi kepadatan, lalu lintas mulai tersendat dari KM 45 A sampai dengan KM 49.850 A, karena semua lajur tertutup. Antrean kendaraan enam hingga tujuh kilometer," kata Kasat Lantas Polres Karawang AKP Bariu Bawana.
Untuk itu, polisi telah melakukan pengaturan lalu lintas di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengurai kemacetan.
"Kami sudah lakukan open traffic," katanya.
Baca Juga: Truk yang Hampir Jatuh dari Tol Slipi akibat Sopir Hilang Kendali
Setelah beberapa jam, api yang membakar bus berhasil dipadamkan oleh tim pemadam kebakaran (damkar) Karawang. Hanya saja, bus masih berada di bahu jalan tol.
"Sementara di bahu jalan. Selanjutnya akan dilakukan evakuasi," kata Bariu.
Seperti diketahui, bus dari PO Banter dengan nomor polisi Z 7937 DC yang dikemudikan Dudung Sudrajat (53) melaju dari Jakarta menuju Cikampek dengan membawa 37 peziarah makam Mbah Priuk.
Baca Juga: Mobil Avanza Terbakar di Tol Dalam Kota Semanggi
Sumber: KOMPAS.com (Farida Farhan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.