“Kenapa hanya sampai Banjar? Setelah itu saya harus naik apa?” ujar Irham Ramadhan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/1/2019).
Pada hari Kamis (3/1/2019), Irham menjajal KA Pangandaran dari Bandung ke Banjar. Dirinya bersyukur, bisa menaiki kereta itu.
Begitu sampai Banjar, ia menanyakan kepada warga sana tentang jalur kereta ke Pangandaran. Warga menyebut, banyak rel yang rusak.
“Katanya PT KAI sedang berupaya mengaktifkan kembali jalur ke Pangandaran. Selama itu, pemerintah harus memikirkan berbagai akses transportasi Banjar-Pangandaran,” imbuhnya.
Baca berita selengkapnya: KA Pangandaran, Langkah Awal Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran
Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri, mendatangi nenek Wagiyem yang mengaku berusia hampir 100 tahun yang tinggal seorang diri di rumah sederhana.
"Umur Mbah Wagiyem berapa tahun?" tanya Kapolda.
Ketika dijawab 100 tahun, Ahmad sedikit kaget. Setelah berbincang, Kapolda Ahmad Dofiri menyerahkan sembako kepada Wagiyem.
Wagiyem, karena usianya, tidak bisa mendatangi lokasi baksos di Gunung Gede, Getas. Dia tinggal sendiri, karena memang tidak menikah.
Yuli, salah satu kerabatnya, mengaku mengevakuasi Wagiyem dua tahun lalu. Saat itu dia tinggal sendiri di rumah gubug. Saat itu dia sudah meminta untuk tinggal di rumahnya namun menolak.
"Dia (Wagiyem) meminta dibuatkan rumah kecil, tidak mau tinggal di rumah saya. Ya sudah saya buatkan sederhana, yang penting dia nyaman," kata Yuli ditemui Jumat.
Baca berita selengkapnya: Tinggal Sendiri di Gubuknya, Nenek 100 Tahun Ini Membuat Kapolda Kaget
Soim Pamuji, warga Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, menutup jalan antar-desa. Hal itu dilakukan Soim setelah kalah dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) beberapa waktu lalu.
Akibatnya, warga tidak bisa lagi melewati jalan alternatif penghubung Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar dengan Desa Sindupaten, Kecamatan Kertek itu. Tampak di atas tembok setinggi 2 meter itu, juga diberi pecahan kaca sehingga tidak bisa dipanjat oleh warga.
Soim membenarkan penutupan jalan itu adalah inisiatifnya. Namun, tembok itu dibangun di atas tanah pribadinya, katanya.
Pembangunan tembok itu sebagai bentuk kekecewaannya pada proses pilkades yang diikutinya beberapa waktu lalu.
"Persoalannya bukan menang atau kalah, tapi supremasi hukum yang sebenarnya, bagaimana kalau ada kesepakatan (para calon kades) yang telah disetujui bersama Muspika tapi kok ada salah satu calon yang mengingkari kesepakatan itu," ungkap Soim, Jumat (4/1/2019).
Baca berita selengkapnya: Heboh Warga Tutup Jalan Pakai Tembok di Wonosobo karena Kalah Pilkades, Ini Faktanya
Sumber: KOMPAS.com (Ika Fitriana, Hendra Cipto, Markus Yuwono, Reni Susanti, Masriadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.