PANDEGLANG, KOMPAS.com - Masa tanggap darurat tsunami Selat Sunda yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang akan berakhir pada Sabtu (5/1/2019).
Namun demikian, masih terdapat 1071 KK yang akan tetap bertahan di pengungsian.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, mereka tidak pulang ke rumah lantaran kondisi bangunan rumahnya rusak sedang hingga berat.
Untuk sementara, mereka akan tinggal di hunian sementara (huntara), yang kini akan dibangun di sejumlah titik di Pandeglang.
"Setelah masa tanggap darurat berakhir kami berlakukan transisi menuju pemulihan selama tiga bulan, saat tersebut kami bangun huntara, semoga dalam dua bulan sudah selesai," kata Irna di Posko Terpadu tsunami Selat Sunda di Labuan, Jumat (4/1/2019).
Baca juga: Zona Waspada Tsunami Turun Jadi 200 Meter, Pengungsi di Pandeglang Berkurang Drastis
Sambil menunggu huntara dibangun, kata Irna, para pengungsi akan dipindahkan dari lokasi pengungsian saat ini. Di antaranya, ke rumah warga yang disewa hingga majelis taklim.
"Karena tidak mungkin terus di pengungsian sekarang, apalagi sekolah, nanti tanggal 7 sudah mulai masuk, kami sewakan rumah-rumah warga, tapi jika mereka mau ke rumah saudara atau kerabat lainnya, silakan," ujar dia.
Untuk huntara, Irna mengatakan akan dibangun di 9 kecamatan di Kabupaten Pandeglang dengan prioritas di 4 kecamatan yakni Sumur, Panimbang, Labuan dan Carita.
Lokasinya dibangun di lahan milik pemerintah dan juga milik perorangan yang disewa oleh Pemkab untuk jangka waktu satu hingga dua tahun.
"Huntara kami lengkapi dengan fasos fasum hingga pasar jika di atas 200 kk, setelah selesai baru kami bangun untuk huntap (hunian tetap)," pungkas dia.