Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2018, 21:38 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Puluhan pengungsi korban banjir di Desa Penyasawan, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, berharap dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo.

Keinginan itu muncul setelah mereka mengetahui rencana kedatangan Jokowi ke Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018).

Informasi yang didapat, Jokowi memiliki beberapa agenda selama di Pekanbaru. Salah satunya adalah pemberian gelar adat "Datuk Seri Setia Amanah Negara" kepada Jokowi oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.

Untuk itu, warga yang sedang mengungsi di TK Aisyiyah di pinggir jalan lintas Riau-Sumatera Barat (Sumbar) itu, berharap dikunjungi orang nomor satu di Indonesia ini.

"Kami berharap Pak Jokowi bisa tengok (lihat) kami ke sini yang sudah hampir satu minggu dilanda banjir," ungkap Aini (26) salah satu pengungsi korban banjir saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/12/2018).

Baca juga: Korban Banjir Aceh Utara Mulai Mengungsi

Dia mengaku, meskipun tidak diberikan bantuan, tapi setidaknya menjadi suatu kebanggaan apabila dikunjungi oleh presiden.

"Kalau bapaknya (Jokowi) bersedia tentu kami senang. Walaupun enggak ada bantuan, tapi lihatlah kondisi kami yang mengungsi akibat banjir ini," ucap Aini.

Dia menambahkan, selama mengungsi, hingga saat ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kampar.

"Bantuan belum ada. Untuk makan kami cari sendiri. Kadang cari ikan," tambah Aini.

Sementara itu, Mulyadi (35) pengungsi korban banjir lainnya menambahkan, banjir di Desa Penyasawan sudah memasuki hari keenam.

"Sudah hampir sepekan kami kebanjiran. Selama itu juga kami mengungsi. Rumah kami banjirnya parah. Ketinggian air lebih satu meter, jadi kami belum bisa pulang," kata Mulyadi.

Dia menyebutkan, ada sekitar 20 orang warga yang mengungsi di TK Aisyiyah tersebut.

"Kami sama-sama tidur dan makan di sini. Untuk bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kampar masih belum ada. Sekarang air sudah mulai surut, tapi bantuan juga belum ada," kata Mulyadi.

Dia mengaku, beberapa warga saat ini sudah ada yang terserang penyakit.

"Ada yang kena penyakit gatal-gatal, ISPA, diare dan juga hipertensi. Posko kesehatan sudah ada, jadi kami yang jemput ke sana. Tapi yang lebih kami butuhkan itu adalah sembako," tutup Mulyadi.

Untuk diketahui, banjir di Kabupaten Kampar akibat luapan air Sungai Kampar berlangsung hampir sepekan, setelah lima pintu air waduk PLTA Koto Panjang dibuka.

Banjir tersebut sangat berdampak terhadap mata pencaharian masyarakat, karena perkebunan, karet, sawit, sawah dan lainnya turut terendam air.

Kompas TV Banjir bandang disertai tanah longsor yang menyapu kecamatan Tiris, kabupaten Probolinggo, Jawa Timur diduga kuat disebabkan oleh hutan di Lereng Pegunungan Argopuro mulai gundul. Ratusan hektar lahan hutan kini telah beralih fungsi menjadi hutan yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan membuka kebun sengon yakni pohon yang menjadi bahan utama pembuatan kertas. Praktis alih fungsi hutan ini membuat Lereng Argopuro tak lagi menjadi kawasan penyerap air. Sebaliknya tanah menjadi gembur dan tergerus air saat hujan lebat. Atas dugaan ini kepolisian setempat berencana melakukan investigasi bersama Perhutani. Hukuman berat akan diberikan kepada pelaku alih fungsi hutan terutama <em>ilegal logging</em>.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com