Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maleo dan Satwa Endemik Jadi Magnet Ekowisata 6 Desa di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Kompas.com - 14/12/2018, 11:29 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Sebanyak enam desa pinggiran Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) wilayah Gorontalo berbenah untuk menjadi desa ekowisata dan batu pulihkan ekosistem kolaboratif.

Desa tersebut adalah Tunggulo, Tulabulo, Ilomata, Ulantha, Bangio, dan Poduwoma di Kabupaten Bone Bolango.

Keenam desa ini warganya telah bersepakat dengan Balai TNBNW untuk mengembangkan ekowisata di kawasan desa mereka dan sekaligus melakuka pemulihan ekosistem di kawasan konservasi.

“Di Desa Ulantha dan Tunggulo ada camping ground dan berpotensi besar untuk dijadkan lokasi wisata minat khusus,” kata Danny Albert Rogi, Community Engagement Spesialist,  Enhancing  the Protected Area System in Sulawesi for Biodiversity Conservation (EPASS) Bogani Nani Wartabone, Jumat (14/12/2018).

Baca juga: Melepasliarkan Maleo, Menjaga Burung Langka Agar Tidak Punah

Desa Ilomata,  Tulabulo, Ulantha, Bangio, dan Poduwoma memiliki  potensi yang tidak kalah menariknya, di desa ini sudah ada jungle tracking dan kehidupan wildlife flora dan faunanya yang bisa diamati oleh wisatawan.

“Sebagai warga desa kami senang dilibatkan dalam pengelolaan  ekowisata, nantinya kami yang berperan aktif dalam pengelolaannya,” kata Lion Unggula, Ketua kelompok ekowisata Maleo Desa Tulabolo.

Setidaknya terdapat magnit pariwisata kelas dunia di 6 desa ini, yaitu beragam jenis satwa dan flora endemik Sulawesi, seperti anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), babirusa (Babyrousa celebensis), tarsius (Tarsus supriatnae), julang sulawesi (Rhyticeros cassidix), dan maleo (Macrocephalon maleo).

Baca juga: Selamatkan Burung Maleo Tanpa Pamrih, Ka Jaka Terima Penghargaan dari Menteri

Satwa inilah yang selama ini banyak mendatangkan wisatawan mancanegara di TNBNW. Dengan menjaga kualitas lingkungan di pinggiran desa dan di zona pemanfaatan taman nasional, warga desa akan mendapat penghasilan dari jasa pemanduan, sewa kamar, penjualan souvenir,kuliner hingga atraksi seni budaya.

Secara umum, Taman Nasional ini merupakan kawasan konservasi darat terbesar di Sulawesi, dengan luasan 282.008 hektar, terletak di 2 propinsi,  Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com