Risma menuturkan, untuk mengatasi masalah lingkungan, Pemkot Surabaya juga membangun waduk-waduk sebagai resapan air selama musim hujan dan cadangan air selama musim kemarau.
Menurut dia, sebanyak 58 waduk telah diciptakan dan 28 ribu hektar hutan bakau sedang dikonservasi di wilayah pesisir timur.
"Pembangunan waduk dan konservasi hutan bakau ini sangat penting untuk melindungi kota dari banjir," ujar Risma.
Selain itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga menanam ribuan pohon untuk membuat hutan kota dan 420 taman kota yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya.
Pembangunan tidak hanya di pusat kota, tetapi juga di daerah padat penduduk.
Sebagai hasilnya, warga, lanjut dia, dapat menikmati peningkatan indeks kualitas udara dan air, mengurangi volume limbah rumah tangga, mengurangi area banjir dari hampir 50 persen menjadi hanya 2 hingga 3 persen, penurunan tingkat penyakit dan penurunan suhu rata-rata 2 derajat celcius.
"Semua program ini sangat terkait dengan tujuan SDGs 3, 6, 7, dan yang paling penting SDG 11, yaitu membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan," kata Risma.
Kota Surabaya terpilih sebagai kota terpopuler secara online di ajang Guangzhou International Award 2018.
Kemenangan Kota Pahlawan di kategori City of Your Choice itu dipastikan setelah voting online ditutup Jumat (7/12/2018) sore.
Hasil akhir penghitungan voting secara online, Surabaya menempati ranking 1 dengan 1.504.535 suara. Sementara itu, untuk ranking 2 diraih Kota Yiwu, China dengan perolehan 1.487.512 suara. Tempat ketiga diraih Kota Santa Fe, Argentina yang mengumpulkan 863.151 suara.