Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak Warga Berani Lakukan VCT, Wakil Bupati Gunungkidul Ikuti Tes HIV

Kompas.com - 05/12/2018, 17:10 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menggelar voluntary counselling and testing (VCT) bagi aparatur sipil negara (ASN).

Bahkan untuk mengajak masyarakat melakukan tes, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi juga ikut VCT.

Sekretaris Dinkes Gunungkidul Priyanta Madya Satmaka mengatakan, peserta yang melakukan tes HIV jumlahnya mencapai puluhan. Mereka didominiasi oleh ASN dan pelayanan kesehatan.

Tes HIV digelar di Balai Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Rabu (5/12/2018). Tes HIV yang diikuti puluhan ASN di lingkup Pemkab Gunungkidul ini diharapkan tidak membuat masyarakat takut lagi untuk melakukan VCT.

"Undangan (pemeriksaan) adalah setingkat kepala dinas hingga camat. Namun tidak semua datang, hanya beberapa, lainnya diwakilkan," katanya, Senin.

"Kenapa menyasar PNS dan pegawai kesehatan dulu? Biar masyarakat tahu kalau kami tidak hanya mengadakan tapi juga mengikuti VCT, jadi masyarakat bisa termotivasi untuk ikut (VCT HIV/AIDS) dan tidak perlu takut lagi," ujarnya.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Papua Tercatat 38.874 Orang

Dia memastikan, jika ada yang positif HIV/AIDS tak akan dipublikasikan, karena menyangkut dengan hak azasi pasien. Jika positif, penderita dirujuk ke rumah sakit.

"Medical record itu rahasia, apalagi tes HIV, jadi yang tahu hanya konselor dan yang bersangkutan saja," katanya.

Dari data yang ada, sebanyak 356 warga Gunungkidul mengidap HIV. Sementara untuk data penderita AIDS sendiri lebih 200 orang. Mereka tersebar hampir di setiap kecamatan. Kasus yang cukup tinggi terjadi di Wonosari, Ponjong, Semanu dan Playen.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Gunungkidul Meningkat, Kebanyakan Usia Produktif

Penanganan yang didapatkan pengidap HIV/AIDS berupa pengobatan dengan memberi Antiretroviral (ARV) untuk mempersempit penyebaran virus pada tubuh pengidap. Hal itu juga sebagai sosialisasi ke masyarakat agar tidak memunculkan diskriminasi.

“Tidak ada yang perlu ditakuti. Apa yang saya ikuti ini sebagai sebuah ajakan ke masyarakat agar tidak perlu ada yang ditakutkan dan dikhawatirkan dengan VCT HIV/AIDS. Bahkan dengan VCT ini malah menguntungkan bagi kesehatan kita," kata Immawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com