Polrestabes Surabaya mengamankan seorang pria yang tega mencabuli bocah kelas 5 SD di Surabaya hingga hamil.
Kasus tersebut terungkap saat korban mengalami keguguran di sekolahnya. Salah satu guru tempat korban bersekolah melaporkan kasus tersebut kepada kepolisian pada Kamis (8/11/2018).
Ironisnya, pelaku masih berusia 13 tahun dan merupakan paman korban. Kepala Unit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni mengungkapkan, pelaku pencabulan tersebut adalah K (53).
"Korban hamil dan keguguran saat jam sekolah. Dari sana gurunya tahu dan melaporkan kepada kami (kepolisian)," ucap Ruth Yeni saat dikonfirmasi, Minggu (25/11/2018).
Baca berita selengkapnya: Paman Cabuli Keponakannya yang Masih SD, Terungkap Setelah Korban Keguguran di Sekolah
S (48) ditangkap polisi karena diduga melakukan pencabulan terhadap anak tirinya selama bertahun-tahun.
"Ancaman dan intimidasi selalu diberikan S, bahkan S mengancam melukai ibu dan saudara korban apabila tidak menuruti keinginannya," kata Kapolsek Purwosari AKP Budi Kustanto.
"Karena latar belakang ancaman, korban tidak berani melapor," katanya.
Peristiwa bertahun-tahun itu terbongkar setelah pelaku marah ketika korban tidak pulang pada Jumat (23/11/2018). Korban memilih pulang di rumah sepupunya di Bantul, Yogykarta.
Baca berita selengkapnya: Keselamatan Ibu dan Adiknya, Alasan Korban Pencabulan Tak Melapor Selama 8 Tahun
Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Daerah Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai, orang yang menginginkan zaman Orde Baru kembali ke masa kini tidak memiliki gairah untuk masa depan. Dedi menyebut orang model seperti ini mirip orang tua yang pikun.
"Biasanya orang selalu bercerita tentang masa lalu adalah orangtua yang sudah pikun. Mirip ayah saya dulu yang usianya sudah 80 tahun lebih. Kalau bertemu selalu berbicara tentang pengalamannya saat perang karena ayah saya adalah seorang prajurit," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (24/11/2018).
Menurut Dedi, wajar orang tua selalu mengenang masa lalu karena memang sudah tidak mungkin menatap masa depan. Cerita tentang masa lalu cukup didengarkan saja dan dihormati karena itu adalah bagian dari sejarah.
Baca berita selengkapnya: Dedi Mulyadi: Hentikan Bicara tentang Masa Lalu...
Sumber: KOMPAS.com (John Rou Purba, Farid Assifa, Wijaya Kusuma, Ghinan Salman, Markus Yuwono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.