Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 BERITA POPULER NUSANTARA: Kecelakaan Maut di Dermaga hingga Komentar tentang Kembali ke Zaman Orba

Kompas.com - 26/11/2018, 07:44 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Pada Sabtu (24/11/2018), empat orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah mobil mereka terjun bebas ke laut.

Para korban tersebut adalah keluarga Indra Gunawan bersama istri serta anak-anaknya. Berita tentang kecelakaan maut di Jayapura Papua menjadi sorotan pembaca.

Lalu insiden pesawat Garuda GA 210 CGK-JOG sempat tergelincir di Bandara International Adisucipto, Yogyakarta, Minggu (25/11/2018) siang, juga mendapat perhatian.

Landas pacu yang basah diduga menjadi penyebab roda pesawat tersebut tergelincir.

Berikut ini secara lengkap 5 berita populer Nusantara.

1. Kecelakaan maut di dermaga Kota Jayapura

Mobil Avanza yang dikendarai korban di evakuasi dari lautJohn Roy Purba Mobil Avanza yang dikendarai korban di evakuasi dari laut

“Saat itu pengemudi berusaha memutar untuk memindahkan kendaraannya dari tempat parkir, namun pengemudi tersebut tidak melihat tepi dermaga sehingga mobil tersebut terjun ke laut,” ungkap Kamal.

Diketahui para korban adalah pasangan suami istri bersama dua anaknya. Identitasnya, Indra Gunawan (35) yang merupakan anggota Polri, Asty (34) istri Indra Gunawan dan kedua anaknya Javier Hafizh Fathoni (10) dan Ajeng Qirani Auristela Madinah (3).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, saat itu korban bersama keluarganya parkir di tempat yang salah karena berada di area aktivitas bongkar muat barang.

Saat itu ia hendak memindahkan mobil, terjadi kecelakaan tersebut.

Baca berita selengkapnya: Mobil Terjun ke Laut di Jayapura, Satu Keluarga Tewas

2. Pesawat Garuda tergelincir di Bandara Adisucipto

Pesawat Garuda terparkir di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (15/3/2018).KOMPAS.com/SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN Pesawat Garuda terparkir di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (15/3/2018).

Pesawat Garuda Indonesia GA210 CGK-JOG tergelincir saat mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Minggu (25/11/2018) siang.

Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Rio Hendarto Budi Santosa membenarkan kejadian pesawat Garuda Indonesia rute Jakarta-Yogyakarta sempat tergelincir.

"Iya benar, pesawat Garuda," ujar Rio saat dihubungi pada Minggu (25/11/2018). Rio menuturkan, menurut laporan dari pilot Garuda Indonesia, pesawat tergelincir karena landas pacu basah.

"Menurut laporan dari pilot, runway basah," ungkap Rio. Kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Pesawat Garuda yang roda depan sedikit keluar dari landasan pacu ini juga langsung dievakuasi.

Baca berita selengkapnya: Runway Basah, Pesawat Garuda Sempat Tergelincir di Bandara Adisutjipto

3. Kasus pencabulan terhadap siswi SD di Surabaya

Ilustrasi SHUTTERSTOCK Ilustrasi

Polrestabes Surabaya mengamankan seorang pria yang tega mencabuli bocah kelas 5 SD di Surabaya hingga hamil.

Kasus tersebut terungkap saat korban mengalami keguguran di sekolahnya. Salah satu guru tempat korban bersekolah melaporkan kasus tersebut kepada kepolisian pada Kamis (8/11/2018).

Ironisnya, pelaku masih berusia 13 tahun dan merupakan paman korban. Kepala Unit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni mengungkapkan, pelaku pencabulan tersebut adalah K (53).

"Korban hamil dan keguguran saat jam sekolah. Dari sana gurunya tahu dan melaporkan kepada kami (kepolisian)," ucap Ruth Yeni saat dikonfirmasi, Minggu (25/11/2018).

Baca berita selengkapnya: Paman Cabuli Keponakannya yang Masih SD, Terungkap Setelah Korban Keguguran di Sekolah

4. Alasan korban pencabulan tidak melapor selama 8 tahun

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

S (48) ditangkap polisi karena diduga melakukan pencabulan terhadap anak tirinya selama bertahun-tahun.

"Ancaman dan intimidasi selalu diberikan S, bahkan S mengancam melukai ibu dan saudara korban apabila tidak menuruti keinginannya," kata Kapolsek Purwosari AKP Budi Kustanto.

"Karena latar belakang ancaman, korban tidak berani melapor," katanya.

Peristiwa bertahun-tahun itu terbongkar setelah pelaku marah ketika korban tidak pulang pada Jumat (23/11/2018). Korban memilih pulang di rumah sepupunya di Bantul, Yogykarta.

Baca berita selengkapnya: Keselamatan Ibu dan Adiknya, Alasan Korban Pencabulan Tak Melapor Selama 8 Tahun

5. Kata Dedi tentang kampanye "kembali" ke zaman Orde Baru

Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi .KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA. Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi .

Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Daerah Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai, orang yang menginginkan zaman Orde Baru kembali ke masa kini tidak memiliki gairah untuk masa depan. Dedi menyebut orang model seperti ini mirip orang tua yang pikun.

"Biasanya orang selalu bercerita tentang masa lalu adalah orangtua yang sudah pikun. Mirip ayah saya dulu yang usianya sudah 80 tahun lebih. Kalau bertemu selalu berbicara tentang pengalamannya saat perang karena ayah saya adalah seorang prajurit," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (24/11/2018).

Menurut Dedi, wajar orang tua selalu mengenang masa lalu karena memang sudah tidak mungkin menatap masa depan. Cerita tentang masa lalu cukup didengarkan saja dan dihormati karena itu adalah bagian dari sejarah.

Baca berita selengkapnya: Dedi Mulyadi: Hentikan Bicara tentang Masa Lalu...

Sumber: KOMPAS.com (John Rou Purba, Farid Assifa, Wijaya Kusuma, Ghinan Salman, Markus Yuwono)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com