KOMPAS.com - Fitriani hanya kelu dan menahan tangis saat melihat kemeja yang sering dikenakan suaminya, Sofyan, ditemukan bersama tulang belulang yang ditemukan polisi.
Fitriani dan keluarganya harus menjalani pemeriksaan tes DNA untuk memastikan identitas jasad tersebut. Apakah memang benar Sofyan, suaminya, atau orang lain.
Seperti diketahui, Sofyan, pengemudi taksi online di Palembang, hilang sejak sebulan lalu. Awal pekan, polisi menemukan jasad yang tinggal tulang belulang di semak-semak di pinggir jalan.
Sejumlah fakta terungkap dari kasus dugaan pembunuhan dan perampokan terhadap Sofyan, warga Kota Palembang.
Berikut fakta baru usai ditemukannya jenazah Sofyan.
Suasana duka masih terlihat didepan ruang kamar jenazah rumah sakit Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan setelah keluarga dari Sofyan (43) berkumpul untuk menunggu pengambilan sempel DNA, Rabu (14/11/2018).
Kgs Roni (70), ayah dari Sofyan, terlihat tegar dengan membawa Norma (65) istrinya untuk diambil sampel DNA bersama cucunya Rafli (15).
Roni mengaku pasrah apabila hasil tes DNA menyatakan kerangka tersebut adalah Sofyan.
“Kami pasrah ini merupakan ujian keluarga kami sejauh mana menghadapi cobaan dari Allah,” kata Roni.
Keluarga Sofyan berharap para pelaku mendapat hukuman setimpal.
“Ini nyawa, jadi pelaku harus dihukum setimpal, harus dihukum seberat-beratnya,” kata Roni.
Baca Juga: Keluarga Sopir Taksi Online Sofyan: Ini Nyawa, Pelaku Harus Dihukum Setimpal
Polisi Polda Sumatera Selatan harus kerja keras memecahkan kasus dugaan pembunuhan dan perampokan dengan korban Sofyan, seorang sopir taksi online di Palembang. Minimnya barang bukti dan saksi membuat polisi harus menyisir seluruh jalur yang diduga pernah dilewati korban dan para pelaku.
Pada hari Selasa (13/11/2018), polisi menemukan tulang belulang yang berserakan di semak-semak pinggir jalan di kawasan Kecamatan Lakitan, Musi Rawas, Sumsel.
Tak hanya tulang belulang, polisi juga menemukan baju kemeja, celana hitam dan sebuah ikat pinggang warna hitam di lokasi tersebut.
Polisi segera membawa hasil penemuan tersebut ke laboratorium untuk dilakukan otopsi. Keluarga Sofyan pun diundang untuk menjalani tes DNA agar memastikan identitas jasad tersebut.
Suasana haru pun pecah saat Fitriani mengenali kemeja di jasad tersebut adalah milik suaminya. Sementara itu, Rafli (15) putra sulung Sofyan mengatakan mengenali ikat pinggang warna hitam itu adalah milik ayahnya.
“Itu ikat pinggang papa,” kata Rafli setelah melihat kondisi tulang yang ditemukan peyidik di ruang jenazah RS Bhayangkara Palembang, Kamis (15/11/2018).
Polisi sudah mengumpulkan data dan keterangan sekunder dari pihak keluarga. Fitriani mengenali kemeja di jasad tersebut adalah milik Sofyan, suaminya. Anaknya Rafli, mengenali ikat pinggang berwarna hitam adalah milik sang ayah.
Namun, tes DNA akan memastikan idetitas jasad tersebut. Hasilnya baru diketahui dalam sepekan nanti.
Namun, dari hasil otopsi sementara terhadap jasad, pelaku diduga menganiaya korban dengan sadis.
“Kemungkinan korban dipukul dengan benda tumpul,” ujar Zulkarnain, Rabu (14/11/2018).
Sementara kondisi jenazah yang tinggal tulang sejak tewas pada 15 hari lalu sempat menjadi pertanyaan.
Namun, dari keterangan dokter forensik yang disampaikan Kapolda Sumsel menyatakan hal itu bisa saja terjadi karena kondisi korban dibuang di alam terbuka.
Satu pelaku, yakni R (45), warga Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musirawas Utara (Muratara), Sumsel, pun telah ditangkap petugas pada Minggu (11/11/2018).
Menurut polisi, R dianggap tidak kooperatif dan menyulitkan penyidik untuk mengungkap kasus tersebut. Polisi pun akan bertindak tegas untuk memburu komplotan R tersebut.
“Tiga tersangka warga Musi Rawas, satu warga Muba, kami imbau pihak keluarga pelaku jangan menutupi, serahkan diri saja. Kalau tidak liang kubur menunggu,” kata Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Rabu (14/11/2018).
Baca Juga: Sebelum Tewas, Sopir Taksi "Online" Dianiaya hingga Kepala dan Rahangnya Retak
Ketua Persatuan Driver Online Sumatera Selatan (PDOS) Edo mengatakan, mereka turut membantu polisi untuk mencari keberadaan Sofyan.
Sejak Sofyan tak pulang ke rumah, sekitar 30 anggota PDOS menyebar dan menyisir jalur yang diduga dilewati oleh Sofyan.
Salah satu anggota PDOS mengaku telah menyisir lokasi penemuan tulang belulang tersebut, namun tak menyadari apapun.
“Karena waktu itu kondisinya sudah malam kami tidak terlihat, padahal kami lintasi bahkan sampai menuju perbatasan Jambi. Akhirnya kami menuju ke Lubuklinggau dan kami tidur di mobil menunggu pagi dan lanjut lagi menuju perbatasan Jambi," ungkap Edo.
Edo menjelaskan, anggota PDOS hanya berbekal Berbekal titik GPS terakhir dari ponsel korban yang mengarah ke Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin. Mereka terus menyusuri jalan, seperti memasuki kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Musirawas, dan Lubuk Linggau.
Setiap lokasi yang mereka singgahi, foto Sofyan pun disebar satu persatu kepada warga sekitar.
Baca Juga: Jenazah Sofyan Sopir Taksi "Online" Tinggal Tulang Belulang, Dikenali dari Pakaiannya
Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.