Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal di Malaysia dengan Identitas Palsu, Anak dari Korban Tsunami Dipulangkan ke Aceh

Kompas.com - 14/11/2018, 14:15 WIB
Raja Umar,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Pemerintah Aceh melaui Dinas Sosial telah berhasil memulangkan Rusli Bin Hasan (40), pria kelahiran Banda Aceh setelah tiga tahun lebih berada di Depo Tahanan Imigrasi Belantik, Kedah, Malaysia. Ia ditangkap lantaran status kewarganegaraanya selama ini diragukan.

“Rusli merupakan warga Aceh. Dia lahir di Banda Aceh, orangtuanya dulu tinggal di Punge. Tapi saat tsunami seluruh keluarga telah hilang semua,” kata Alkhudri, kepala Dinas Sosial Aceh kepada wartawan, Selasa (13/11/2018).

Alkhudri mengatakan, selain memfasilitasi pengurusan seluruh dokumen administrasi dan biaya pemulangan Rusli dari Malaysia ke Banda Aceh, Dinas Sosial juga akan menampung Rusli selama berada di Aceh hingga ia menemukan sanak familinya yang masih ada di kota berjuluk Serambi Mekkah ini.

Saat ini, kondisi ingatan Rusli yang sudah tinggal di Malaysia sejak usia 5 tahun mulai hilang, baik tentang saudara maupun desa tanah kelahirannya.

“Rusli itu dia dibawa ke Malaysia sejak usia 5 tahun oleh kakak kandungnya. Setelah itu dia tinggal dengan orangtua angkatnya di Malaysia. Sementara kakaknya sering pulang pergi. Saat tsunami, kakak dan orangtuanya meninggal,” katanya.

Baca juga: Polisi Tangkap Perekrut 3 Calon TKW yang Hendak Dijadikan PSK

Selama bertahan hidup di Malaysia, Rusli hanya mengantongi identitas dan dokumen imigrasi palsu, sehingga ia terjaring razia oleh petugas kepolisian Malaysia 3 tahun lalu. Saat ditangkap, Rusli yang mengaku warga Aceh bingung menjelaskan keberadaan kampungnya di Aceh.

“Jadi saat ditangkap dia mengaku warga Aceh, tapi dia bingung Aceh itu kampungnya di mana dia tidak tahu. Bahkan dia tidak bisa berbahasa Indonesia, karena dari umur 5 tahun sudah tinggal di Malaysia,” katanya.

Di Negeri Jiran, Rusli hanya memiliki sahabat, keluarga dan ayah angkat orang asli Malaysia. Sebelum ditangkap, dia telah memiliki rumah dan tempat usaha bengkel las milik sendiri yang dan menghasilkan.

“Dia ini memiliki keterampilan. Di sana dia sudah punya usaha sendiri bengkel las, rumah, dan kendaraan, sudah enaklah dia hidup di sana,” jelasnya.

Sambil menunggu menemukan kembali keluarganya, sementara waktu Rusli akan tinggal di tempat penampungan Dinas Sosial Aceh. Ia akan menjadi tenaga pengajar Dinas Sosial untuk memberi pelatihan otomotif kepada pemuda di Aceh.

“Dia memiliki keterampilan, dan nanti dia akan menjadi tenaga pengajar saat ada pelatihan kepada pemuda yang akan diberikan keterampilan dan wirasausaha program Dinas Sosial Aceh,” sebutnya.

Setelah Rusli bertemu dengan keluarganya yang ada di Aceh, Dinas Sosial akan segera menguruskan identitas dan dokumen kewarganegara yang sah, sehingga jika ia ingin kembali ke Malaysia sudah resmi dan legal.

“Saya yakin pasti ada salah satu keluarganya di Aceh, nanti kalau sudah ketemu kami akan uruskan dia seluruh dokumen dan identitasnya. Bisa dimasukkan ke KK saudaranya. Jadi jika nanti dia mau ke Malaysia lagi sudah resmi, apalagi dia sudah punya calon istri orang Malaysia,” jelasnya.

Baca juga: Sakit Tenggorokan, TKW Asal Ngawi Meninggal di Hongkong

Sementara itu, Rusli yang kini telah berusia 40 tahun mengaku senang telah bisa kembali ke tanah kelahirannya di Aceh, meski kakak dan kedua orangtuanya telah tiada. Ia sangat mengharapkan dapat segera dipertemukan kembali dengan salah satu keluarganya yang masih ada di Aceh.

“Saya senang sudah dapat kembali ke Aceh. Yang saya ingat hanya nama desa tempat tinggal orangtua saya dulu, Punge, dan masjid saya lihat di media waktu di Malaysia. Sudah lama saya ingin kembali ke Aceh,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com