Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Musim Hujan, Banjir Mulai Mengancam Karawang

Kompas.com - 09/11/2018, 17:06 WIB
Farida Farhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sesekali, Umah melambatkan laju sepeda motornya. Maklum, beberapa titik jalan antara Batujaya-Pakisjaya, Karawang, tergenang air.

Penyebabnya, irigasi yang tepat bersebelahan dengan jalan itu tak mampu lagi menampung air.

"Airnya meluber karena seharusnya di bagian hilir irigasi lebih lebar dari hulu. Tapi ini sebaliknya," kata Umah, Jumat (9/11/2018).

Irigasi di sepanjang jalan yang menghubungkan Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakiajaya itu kerap digunakan warga untuk mandi, mencuci, dan kakus.

Namun, di beberapa tempat terdapat tumpukan sampah rumah dan rumput liar di bagian pinggir. Sementara di titik lainnya ditumbuhi enceng gondok.

Baca juga: Ridwan Kamil Segera Bahas Status Siaga Bencana Banjir dan Longsor di Jabar

Beberapa hari terakhir, Karawang diguyur hujan. Ancaman banjir pun mengancam sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang.

"Kita sudah sampaikan dalam rapat di provinsi untuk mewaspadai bencana banjir. Karena bisanya kita akan menghadapi siklus lima tahunan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Asep Wahyu.

Asep menyebut, siklus banjir lima tahunan ini disebabkan meluapnya Sungai Citarum. Juga kiriman air dari Bandung melalui Sungai Citarum dan Bogor melalui Sungai Cibeet.

Kewaspadaan tersebut berangkat dari pengalaman penanganan banjir pada 2014 lalu, di mana tinggi muka air Sungai Citarum mencapai rekor tertinggi dengan TMA 13,35.

"Akibatnya, sekitar 23 kecamatan di Karawang terendam air. Padahal, saat itu curah hujan yang mengguyur Karawang tidak terlalu tinggi," tambah dia.

Oleh karena itu, kata dia, BPBD Karawang memetakan wilayah rawan banjir, di antaranya Kecamatan Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Rengasdengklok, Cikampek, Cilamaya, Karawang Barat, Pakisjaya, dan Batujaya.

Baca juga: Pemkab Klaten Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Puting Beliung

"Pemetaan dilakukan berdasarkan daerah yang kerap dilanda banjir," tandas dia.

Di samping pemetaan, BPBD Karawang juga mengkhawatirkan kondisi tanggul Sungai Citarum di Desa Kutaampel, Kecamatan Batujaya.

"Saat kondisinya sudah sangat rusak parah. Jika musim penghujan datang dan luapan Sungai Citarum terjadi, tanggul Kutaampel ini bisa jebol. Dan melimpas dua kecamatan yakni Kecamatan Batujaya dan Pakisjaya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karawang Anyang Saehudin.

Anyang mengungkapkan, kondisi tanggul Sungai Citarum di Desa Kutaampel itu sangat memprihatinkan. Sepanjang 10 meter tanggul retak dan longsor.

"Karena tinggi tanggul itu hampir satu atap rumah yang ada di bawahnya. Kalau jebol, maka semuanya akan terendam yang cukup parah," kata dia.

Asep mengaku, pihaknya telah melapor ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Akan tetapi, hingga kini, perbaikan masih belum dilakukan.

"Terus kita laporkan kondisi seperti ini kepada BPBD Provinsi. Nanti mereka juga akan membantu memperkuat dengan kirimkan surat juga kepada pihak BBWS," kata dia.

Saat ini, kata dia, pihaknya masih memeriksa secara menyeluruh tanggul sepanjang 120 kilometer tersebut.

Baca juga: Gempa Kembali Guncang Mamasa, Warga Palopo Panik di Tengah Banjir

"Saya masih tunggu laporan untuk titik tanggul secara menyeluruh. Karena masih proses pemetaan. Tetapi yang kami temukan sejauh ini yang paling parah adalah titik tanggul di Desa Kutaampel," terang dia.

Hanya saja, kata dia, peralatan yang dimilikinya masih minim, yakni sembilan unit perahu karet LCR, tiga unit rubber boat, empat unit mesin perahu, lima unit tenda pengungsi, satu unit tenda pleton, satu unit tenda regu, sembilan unit tenda keluarga, dan dua unit tenda lipat.

"Sementara personel ada 320 orang," kata dia.

BPBD, kata dia, akan menganggarkan pengadaan satu unit alat early warning system (EWS) banjir di wilayah perairan Sungai Cibeet pada tahun anggaran 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com