Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Indah di Hari Santri Nasional, dari Jokowi hingga Prabowo

Kompas.com - 23/10/2018, 19:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) kemarin Senin (22/10/2018) berlangsung meriah.

Ribuan santri di sejumlah daerah di Indonesia menggelar berbagai macam acara. Tak ketinggalan para tokoh agama hingga politik pun berbaur untuk bersama-sama memperingati HSN tersebut.

Kompas.com mengungkap sejumlah pernyataan dan harapan dari para tokoh terkait Hari Santri Nasional:

Hari Santri telah ditetapkan untuk diperingati secara nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 2015.

 

1. Jokowi: Peran besar ulama dan santri untuk Indonesia

Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam puncak peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Minggu (21/10/2018).Dokumentasi Humas Pemkot Bandung Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam puncak peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Minggu (21/10/2018).

Dalam pidatonya, Jokowi membahas soal peran besar ulama dan santri dalam perjuangan bangsa Indonesia.

"Sejarah mencatat peran besar para ulama dan santri pada masa kemerdekaan. Menjaga Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, memandu ke jalan kebaikan dan kemajuan," kata Jokowi di hadapan sekitar 10.000 santri yang hadir dari seluruh wilayah Jabar, Minggu (21/10/2018).

Menurut Jokowi, hingga saat ini tercatat ada 28.000 pondok pesantren yang tersebar di wilayah Indonesia.

"Saya menandatangani keputusan Presiden tentang Hari Santri. Sejak saat itu, kami memperingati Hari Santri pada 22 Oktober. Hal ini merupakan penghormatan dan rasa terima kasih negara kepada para alim ulama, para kiai, ajengan, dan para santri dan seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan alim ulama, ajengan da kyai," tuturnya.

Baca Juga: Hadiri Hari Santri Nasional, Jokowi Bahas Peran Ulama dan Santri

 

2. Ketum NU: Santri garda terdepan NKRI 

Ketum PB NU Said Aqil Siradj (dua dari kiri), saat berkunjung ke Gresik, Jumat (9/9/2016).Kontributor Gresik, Hamzah Arfah Ketum PB NU Said Aqil Siradj (dua dari kiri), saat berkunjung ke Gresik, Jumat (9/9/2016).

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, Hari Santri Nasional menjadi momentum peringatan atas jasa para ulama yang turut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhineka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman," kata Said dalam pidatonya pada peringatan Hari Santri Nasional di Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (22/10/2017).

Dukungan terhadap NKRI juga ditunjukan santri setelah Indonesia merdeka. Saat itu, para santri melalu NU menegaskan bahwa Indonesia tetaplah negara yang sah dalam Islam, namun bukan negara Islam, melainkan negara kesepakatan (Darul Ahdi).

Baca Juga: Ketum PBNU: Hari Santri Bukti Penghargaan Negara Terhadap Jasa Ulama

 

3. Wiranto: Santri melawan hoaks

Menko Polhukam Wiranto (tengah) didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam peringatan Hari Santri Nasional bersama ribuan santri di Lapangan Dadaha, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (22/10/2018). DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Menko Polhukam Wiranto (tengah) didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam peringatan Hari Santri Nasional bersama ribuan santri di Lapangan Dadaha, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (22/10/2018).

Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto berharap santri berperan dalam melawan penyebaran kebencian dan hoaks.

Menurut Wiranto, peranan itu relevan dengan Resolusi Jihad yang pernah dikeluarkan oleh Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

"Bila dulu ancaman sering muncul dari luar. Saat ini potensi gangguan muncul dari kompetisi politik sesama anak bangsa yang sering tanpa disadari menggiring politik kebencian, dan hoaks," kata Wiranto dalam sambutannya di hadapan ribuan santri di Lapangan Dadaha, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (22/10/2018).

Baca Juga: Hari Santri, Wiranto Minta Santri Lawan Sebaran Ujaran Kebencian dan Hoaks

 

4. Cak Imin: Santri pelopor persatuan dan kesatuan bangsa

Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) bersama  Ketua Panitia Hari Santri PKB Jazilul Fawaid (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai Pembukaan Musabaqoh Kitab Kuning 2018 di Kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jakarta, Minggu (14/10). Musabaqoh Kitab Kuning 2018 dan seminar bertajuk Sufisme dan Perjuangan Politik Kebangsaan tersebut merupakan rangkaian Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang.ANTARA FOTO/RENO ESNIR Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) bersama Ketua Panitia Hari Santri PKB Jazilul Fawaid (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai Pembukaan Musabaqoh Kitab Kuning 2018 di Kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jakarta, Minggu (14/10). Musabaqoh Kitab Kuning 2018 dan seminar bertajuk Sufisme dan Perjuangan Politik Kebangsaan tersebut merupakan rangkaian Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berharap momentum Hari Santri Nasional menumbuhkan persatuan di tengah kontestasi politik Pemilu 2019.

"Jadi Hari Santri nanti ini temanya "Satukan Indonesia", yaitu menumbuhkan semangat persatuan dan kebersamaan yang mulai luntur," kata Muhaimin usai meluncurkan Musabaqoh Kitab Kuning 2018 di DPP PKB, Jakarta, Minggu (14/10/2018) sore.

Menurut Muhaimin, lunturnya persatuan dan kebersamaan akibat jalannya Pilpres 2019 yang berlangsung cukup keras di kalangan masyarakat.

"Karena itu kita harus bersatu-padu, satu nusa, satu bangsa harus terus dikokohkan. Perpecahan, konflik kekerasan di masyarakat harus diatasi dengan nilai-nilai kesantrian," katanya.

Baca Juga: Cak Imin Harap Hari Santri Jadi Momentum Jaga Persatuan di Tahun Politik

 

5. Prabowo ungkap jasa besar Resolusi Jihad ulama NU

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri perayaaan Hari Santri Nasional sekaligus milad Front Santri Indonesia ke-1 yang digelar Front Pembela Islam (FPI) di lapangan Masjid Amaliyah, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/10/2018) malam.Dok. Tim Media Prabowo Subianto Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri perayaaan Hari Santri Nasional sekaligus milad Front Santri Indonesia ke-1 yang digelar Front Pembela Islam (FPI) di lapangan Masjid Amaliyah, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/10/2018) malam.

Dalam pidatonya saat menjadi pembina upacara hari HSN di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Prabowo menjelaskan pentingnya Resolusi Jihad yang dikumandangkan para ulama pendiri NU.

"Kami menghormati para kiai, para ulama, yang berjasa besar terhadap bangsa Indonesia. Para ulama terlibat langsung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menurut kami, resolusi jihad menjadi spirit perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia," kata Prabowo.

Prabowo mengajak para santri untuk belajar teladan Resolusi Jihad tersebut.

"Kepada para santri, kita harus selalu ingat jasa-jasa para kiai kita, para ulama yang berjasa besar bagi bangsa Indonesia," kata Prabowo.

"Keberhasilan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan, berkat jasa beliau-beliau," tambahnya.

Baca Juga: Prabowo-Sandi ke Tebuireng, Gus Sholah Nyatakan Bukan Kampanye

 

Sumber: KOMPAS.com (Dylan Aprialdo Rachman, Rakhmat Nur Hakim, Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com