Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isak Tangis Bocah Pengungsi Korban Tsunami Meminta Nasi...

Kompas.com - 08/10/2018, 08:33 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Sejumlah pengungsi korban gempa dan tsunami dari Palu dan Donggala tampak beristirahat sejenak di sebuah SPBU Pertamina di jalur trans barat Polewali Mandar, Sulawesi Barat pada Rabu (3/10/2018) lalu. 

Kondisi mereka yang kelelahan serta anak-anak yang menangis karena lapar mengundang simpati warga. Komunitas remaja masjid di Polewali Mandar pun kemudian membentuk posko bantuan di sekitar lokasi tersebut yang menjadi jalur para pengungsi. 

Posko bantuan ini berdiri sejakJumat (5/10/2018) lalu. Posko ini menyediakan makanan, kue dan minuman bagi para pengungsi yang melintas. Bantuan tersebut berasal dari patungan warga. 

“Miris juga menyaksikan kondisi pengungsi dan anak-anak mereka yang menangis karena lapar. Tak ada warung makan di dekat SPBU Pertamina. Kami berinisiatif dan berpatungan untuk menyediakan makanan dan minuman bagi siapa saja pengungsi yang melintas dan membutuhkan,” jelas Jafar, pembina remaja masjid Nurul Huda (Irnuda) Polewali Mandar, Minggu (7/10/2018). 

Baca juga: 3 Fakta Pengungsi di Jalan Kemiri Kota Palu, Tak Tersentuh Bantuan hingga Korban Luka-Luka

Menurut dia, para remaja masjid merasa trenyuh dan terpanggil ketika ia menyaksikan kondisi miris sejumlah anak-anak yang lapar di tengah rombongan pengungsi yang kelelahan menempuh perjalanan jauh. Anak-anak tersebut merengek sambil menangis minta nasi karena lapar. 

Para remaja masjid tersebut merasa kasihan ketika melihat upaya sang ibu membujuk dan menenangkan bocah yang terus meminta nasi tersebut kunjung berhasil.

Beberapa bocah yang tak bisa diajak berdamai dengan keadaan itu tampak baru sedikit tenang ketika sejumlah warga yang menjenguk mereka di SPBU tersebut memberikan biskuit. Para pengungsi ini berencana melanjutkan perjalan mereka ke daerah tujuan Soppeng dan Bone.

“Bagaimana bisa diajak tenang kalau perutnya lapar, pasti ngamuk terus minta makan,” ujar salah satu warga saat menjenguk para pengungsi sambil menyodorkan biskuit dan mie kepada sang bocah.

Hasil patungan Ikatan Remaja Mesjid Nurul Huda (Irnuda) Polewali Mandar sendiri terkumpul Rp 1,5 juta. Hasil patungan ini dibelikan sembako guna membantu para pengungsi yang sedang membutuhkan bantuan makanan dan minuman, tanpa memandang latar belakang identitas sosial, agama, ras, etnis dan asal usul keturunan mereka.

Baca juga: Cerita Pengungsi di Palu Antusias Memilih Pakaian Layak Pakai...

Dengan bekal kemampuan dan ketrampilan mereka memasak sendiri, para remaja ini tak kesulitan menyediakan aneka makanan, minuman termasuk kopi dan teh hangat untuk para pengungsi.

Belakangan gerakan peduli sosial yang dimotori para remaja masjid untuk membantu meringankan para pengungsi dan anak-anak mereka secara suka rela ini mendapat simpati publik Polewali Mandar.

Mulanya mereka memang mengumpulkan kocek sendiri untuk membiayai kegiatan amal tersebut, belakangan warga ramai-ramai datang mengulurkan beragam bantuan sumbangan apa saja kepada mereka.

Mulai dari sumbangan dana, kebutuhan beras, telur, kopi dan gula hingga jasa menjadi juru masak. Para remaja ini hanya mengumumkan kegiatan amal mereka melalui pengeras suara di masjid.

Kisah pengungsi

Para korban gempa dan tsunami dari Palu dan Donggala ini mengungsi ke sejumlah daerah di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Mereka juga menuju luar Sulawesi seperti ke Ambon, Ternate dan sebagainya. Rata-rata pengungsi tidak memiliki persiapan apapun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com