Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPN Palu Buka Pelayanan dari Sebuah Tenda di Area Parkir Kantor...

Kompas.com - 04/10/2018, 18:22 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Palu, mulai beroperasi Senin (3/10/2018), lima hari pasca-bencana gempa besar dan tsunami memporak-porandakan Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) petang.

Pelayanan itu dilakukan di tengah keadaan serba terbatas karena berbagai infrastruktur yang belum berfungsi normal.

Terlebih banyaknya pegawai yang tidak berada di tempat karena memutuskan untuk keluar Palu sementara waktu akibat trauma dan khawatir akan adanya bencana susulan.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Kepala KPPN Palu, Muhtar Salim, pelayanan dilakukan dari dalam tenda darurat yang dibangun di area parkir belakang kantor. 

Tenda itu dibangun tepatnya di atas lapangan voli yang relatif aman dari ancaman reruntuhan gedung dan pohon.

"Pelayanan di belakang kantor, di tempat parkir yang jauh dari pohon, jauh dari gedung. Kami bikin satu tenda, tidak ada AC. Jadi pas di tengah-tengah lapangan, panasnya minta ampun cukup menyengat ketika pukul 09.00 ke atas. Apalagi siang hari," kata Muhtar saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (4/10/2018) sore.

Hal itu harus dilakukan karena kondisi gedung kantor yang retak-retak diguncang gempa besar. Ini menyebabkan para pegawai tidak berani untuk masuk apalagi bekerja di dalam.

Sejauh ini, KPPN Palu masih menunggu tim teknis yang datang dari Bandung untuk menguji kelaikan bangunan.

Baca juga: Korban Gempa Palu Kesulitan Air, Terpaksa Minum, Mandi, dan Cuci di Sungai

Suasana masyarakat yang mengantri layanan di tempat pelayanan darurat KPPN Palu.KPPN Palu/ Muhtar Salim Suasana masyarakat yang mengantri layanan di tempat pelayanan darurat KPPN Palu.
Menurut penjelasan Muhtar, pegawai yang bertugas lima orang berasal dari pihak internal KPPN Palu, kemudian dibantu oleh beberapa pegawai dari KPPN kota terdekat seperti Poso, Toli-Toli, dan Luwuk.

Jaringan internet kantor yang masih belum berfungsi membuat pelayanan yang semuanya sudah berbasis sistem dilakukan menggunakan internet dari ponsel pribadi para pegawai (tethering).

Sementara listrik berasal dari genset yang terbatas, sehingga penggunaannya harus dioptimalkan dengan seefisien mungkin.

Muhtar menyebut, pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk membuka layanan kepada masyarakat karena tanggung jawab moral yang diemban instansinya.

"Layanan yang kami berikan menyentuh hajat hidup orang banyak di sini. Kami menyalurkan gaji, honor, yang mereka rata-rata terdampak oleh musibah ini. Kalau seandainya gaji/honor mereka enggak di bayar, akan menambah penderitaan," ujar Muhtar.

"Kalau misal KPPN tutup mungkin akan memperparah keadaan. Jadi kami hadir mudah-mudahan bisa menjadi solusi," kata dia.

Baca juga: Kisah Seorang Ibu Muda Selamatkan Bayinya Saat Gempa Guncang Palu

Satu hal yang diyakini Muhtar dan coba ia salurkan kepada pegawai lainnya yang bertugas di tengah keterbatasan ini.

"Kami memang takut bencana,tapi kami lebih takut lagi kalau tidak bisa berbuat sesuatu, kapan lagi. Kami bukan pahlawan, cuma inilah wujud kepedulian kami," ucap Muhtar.

KPPN Palu terletak 3 kilometer dari bibir Pantai Talise tepatnya di Jalan Tanjung Dako. Kawasan ini aman dari jangkauan gelombang tsunami, jadi adanya kerusakan gedung dan infrastruktur semuanya dikarenakan guncangan gempa.

...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com