Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seorang Ibu Muda Selamatkan Bayinya Saat Gempa Guncang Palu

Kompas.com - 04/10/2018, 06:41 WIB
Suddin Syamsuddin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PAREPARE, KOMPAS.com – Korban gempa yang kini dirawat di RSUD Andi Makkasau, Kota Parpeare, Sulawesi Selatan, mengisahkan cerita heroik saat mereka menyelamatkan keluarganya.

Salah satunya adalah Alfionita, ibu muda warga Jalan Maleo, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Alfionita menyelamatkan bayinya berumur 12 hari di tengah goncangan gempa berkekuatan 7,4 magnitudo.

Alfionita saat terjadi gempa di Palu tengah menggendong sambil menyusui sang anak yang masih berumur 12 hari. Melihat bagian rumahnya berjatuhan akibat guncangan gempa, Alfionita kemudian berusaha keluar dari rumah BTN miliknya.

Ia sempat terjatuh beberapa kali dan terkena reruntuhan rumahnya. Ia terus melindungi anaknya dari reruntuhan bangunan rumah.

“Saat menyusui Saulebang, saya melihat perabotan rumah jatuh satu persatu. Melihat bangunan rumah mulai berjatuhan, saya tersadar gempa sedang melanda Kota Palu," kisa Alfionita di ruang NICU RSUD Andi Makkasau, Kota Parepare, Selasa (3/10/2018).

Baca juga: Kisah Viki, Lari dari Lantai 7 hingga Tertimbun 5 Jam saat Gempa Palu

Saulebang tetap terlindungi dalam dekapannya. Setelah berupaya menyelamatkan diri, akhirnya Alfionita menemukan tempat yang aman bersama bayinya sebelum akhirnya ditemukan warga. Dia kemudian diajak mencari tempat yang lebih aman. Alfionita dan anaknya tidak mengalami luka sedikit pun.

“Reruntuhan rumah sempat mengenai diri saya, namun Saulebang tetap saya lindungi dengan tangan bahkan dengan kepala saya. Sempat terjatuh beberapa kali akibat guncangan, akhirnya saya berhasil keluar dari dalam rumah yang mulai runtuh," jelas Alfionita.

Alfionita bersama suami dan anaknya, Saulebang, kemudian diajak mengungsi oleh mertuanya ikut ke Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Namun dalam perjalanan sejauh 684 kilometer dari Palu ke kota kelahiran sang suami, Parepare, melalui jalan darat, Alfionita dan rombongan sempat tertahan di perjalanan karena puing-puing rumah dan jalanan yang rusak.

“Dalam perjalanan ke Mamuju, Sulawesi Barat, kami menempuh perjalanan selama lima hari, karena masih jalan yang rusak dan puing puing bangunan rumah yang berserakkan di jalanan," cerita Alfionita.

Rombongan keluarga Alfionita sempat ditahan warga di perbatasan Palu dan Ponggala karena dianggap membawa makanan keluar dari Kota Palu.

Baca juga: Sambil Menangis, Nuriadi Kisahkan Saat Tanah Bergeser 500 Meter dan Istrinya Tak Tertolong

Sampai di Kota Parepare, Saulebang, anaknya terserang diare karena diduga meminum air yang tidak sehat saat mengungsi dan pejalanan ke Kota Parepare.

“Kemungkinan Saluebang, kecapeaan dan mengalami dehidrasi. Kemungkinan air campuran bahan makanan bayi yang diberikan sang ibu itu air yang tidak sehat saat mengungsi. Saulebang, anak Alfionita, terserang diare dan harus dirawat di ruangan NICU RSUD Andi Makkasau, Kota Paerpare," jelas dr Mahyuddin, ketua Tim Tanggap Darurat RSUD Andi Makkasau Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Anak Alfionita akhirnya diberi nama Saulebang yang artinya anak laki-laki yang tangguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com