Menurut Sutopo Purwo Nugroho, belum seluruh wilayah terjangkau petugas. Hal ini membuat jumlah korban ada kemungkinan akan bertambah.
"Jumlah masih akan terus bertambah karena proses evakuasi terus dilakukan. Belum semua daerah terjangkau petugas," kata Sutopo.
Sementara itu, minimnya alat berat di lokasi bencana membuat proses evakuasi terhambat.
"Alat berat diperlukan, personel Tim SAR perlu ditambah," kata dia. Selain itu, hingga saat ini listrik di wilayah tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.
Baca Juga: BPPT: Energi Gempa Donggala Setara 200 X Bom Atom Hiroshima
Jalur akses darat, udara dan laut menuju daerah terdampak gempa masih sulit ditembut oleh petugas atau relawan.
Hal ini membuat aliran bantuan kemanusiaan menjadi terhambat.
"Dengan jalur darat sudah dilakukan sejak semalam tapi karena tidak ada jaringan komunikasi kami tidak bisa dapat laporan dari tim BPBD," kata Kepala Psat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (29/9/2018).
Dilansir dari Antara, TNI sudah menerbangkan tujuh Satuan Setingkat Kompi (SSK) Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni Tempur, Batalyon Infantri dan Batalyon Zeni Komunikasi dan Konstruksi.
Namun, pesawat Hercules yang mengangkut pasukan tidak bisa mendarat di Palu. Pasukan terpaksa turun di Makassar dan menggunakan Helikopter Super Puma.
Baca Juga: Ratusan Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala Masih Butuh Bantuan
Sumber: KOMPAS.com (Fitria Chusna Farisa)/ ANTARA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.