Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta di Balik Gempa Donggala, Mengungsi di Bukit hingga Waspada Hoaks

Kompas.com - 29/09/2018, 06:16 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Sejumlah warga di Donggala memilih mengungsi di perbukitan pascagempa bermagnitudo 7,4. Sebagian ada yang memilih mengungsi di kantor Polres Donggala.

Selain itu, BMKG menyatakan juga belum bisa melakukan komunikasi langsung dengan tim yang dikirim ke Donggala. Hal ini membuat pantauan terkini dampak gempa terhambat.

BMKG juga mengimbau warga untuk tidak mudah terpancing informasi hoaks tentang bencana gempa di Donggala dan tsunami di Palu.

Berikut fakta terbaru terkait bencana gempa di Donggala.

1. Warga Desa Kabonga Kecil mengungsi di bukit

Seorang anak melintas di depan rumah yang roboh akibat gempa di Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).dok BNPB Seorang anak melintas di depan rumah yang roboh akibat gempa di Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Sejumlah warga Desa Kabonga Kecil, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, hingga Jumat (28/9/2018) malam masih mengungsi ke perbukitan setelah gempa terjadi.

"Kami akan tetap di bukit sampai besok, menunggu terang. Untuk sementara semua keluarga dan warga di sekitarnya menginap di bukit," kata Samson T, salah seorang warga Donggala.

Sementara itu, menurut Samson T, sebagian warga memilih berlindung di Kantor Polres Donggala dan sebagian terpaksa harus tidur di berbagai tempat.

"Ada yang tidur di atas tanah, ada yang tidur dalam mobil. Intinya kami belum ingin turun dari bukit," ujarnya.

Rumah para pengungsi tersebut telah roboh diguncang gempa dan tak bisa dihuni lagi.

"Yang penting saya sekeluarga selamat. Itu dulu yang penting," imbuhnya.

Baca Juga: Warga Donggala Mengungsi ke Perbukitan

2. Komunikasi masih belum pulih pascagempa

Peringatan tsunami.Thinkstock Peringatan tsunami.

Pascagempa beruntun melanda Kota Palu pada hari Jumat (28/9/2018) petang, jaringan telekomunikasi lumpuh.

"Kota Palu dalam kondisi lumpuh sekarang, komunikasi sangat sulit, terbatas dan terputus," kata Ratih, salah satu warga Kota Palu yang menirukan isi pesan singkat suaminya, Muhammad Junun.

Ratih mengatakan, suaminya dan para tamu hotel berlarian keluar ketika terjadi guncangan gempa.

Hal serupa dialami Afrianti. Dirinya mengatakan, kondisi Kota Palu sementara ini lumpuh.

"Lampu di sini padam, aliran listrik mati dan tidak ada penerangan lampu. Kami hanya memanfaatkan lilin untuk penerangan sementara. Rumah kami sudah rusak," katanya.

Afrianti menceritakan, guncangan gempa sangat kuat terasa sehingga menghancurkan rumah-rumah di perumahan tempat tinggalnya. 

Baca Juga: Cerita Istri yang Cuma Bisa Terima SMS dari Suami di Palu Pasca-gempa

3. Imbauan BMKG untuk menjauh dari bangunan

Gempa Bumi merusak 5 unit rumah warga di Malili, Luwu Timur, Sulawesi selatan, Jumat (28/9/2018) malam.KOMPAS.com/AMRAN AMIR Gempa Bumi merusak 5 unit rumah warga di Malili, Luwu Timur, Sulawesi selatan, Jumat (28/9/2018) malam.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa susulan masih bisa saja terjadi. Untuk itu, dirinya meminta warga di Donggala, Sulawesi Tengah, supaya menjauh dari bangunan.

"Kami meminta masyarakat untuk menjauh dari bangunan," ujar Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di kantor BMKG Yogyakarta, Jumat (28/09/2018) malam.

Dwikorita menjelaskan, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Donggala sangat kuat dan dikhawatirkan menyebabkan bangunan retak.

"Belum tentu bangunan di sana itu juga memenuhi standar tahan gempa. Kalau sudah retak-retak dan digoyang-goyang gempa susulan, itu kan juga membahayakan," tegasnya.

Baca Juga: BMKG Himbau Warga di Donggala Sementara Tak Tinggal di Rumah

4. BMKG: Waspada informasi hoaks terkait gempa dan tsunami

Ilustrasi hoaks.Thinkstock Ilustrasi hoaks.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, waspadai infomrasi hoaks yang hanya membuat warga resah dan cemas.

Dwikorita mengakui, gempa bumi susulan dengan magnitudo kecil masih akan terjadi di kawasan Donggala hingga Palu, Sulawesi Tengah.

"Tetap tenang meskipun gempa-gempa susulan masih akan terjadi. Mohon jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami," ujar Dwikorita, saat konferensi pers melalui sambungan skype, dari Yogyakarta, Jumat (28/9/2018) malam.

Baca Juga: Gempa Susulan Masih Akan Terjadi, BMKG Imbau Warga Tidak Terpancing Hoaks

5. BMKG hilang kontak dengan Donggala

Gempa beruntun di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 mulai pukul 14.00 WIB hingga 18.06 WIB.KOMPAS.com/LAKSONO HARI W Gempa beruntun di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 mulai pukul 14.00 WIB hingga 18.06 WIB.

Dwikorita Karnawati mengatakan, hingga Jumat malam (28/9/2018) pihaknya masih belum bisa mengontak Donggala, Sulawesi Tengah.

Kondiri tersebut membuat BMKG sulit untuk memantau kondisi terkini di Donggala.

"Kami kehilangan kontak dengan Donggala sejak pukul 14.00 WIB dan sampai sekarang belum berhasil," kata Kepala BMKG, Jumat (28/9/2018) malam, dilansir dari Antara.

Dwikorita menambahkan, sejak terjadi gempa BMKG telah mengirim tim untuk memantau kondisi karena di Donggala tidak ada stasiun BMKG.

"Tim kami tidak berhasil masuk karena memang dilaporkan ada kerusakan," katanya.

Sementara itu, hasil pantauan BMKG sampai pukul 20.00 WIB, Jumat (28/9/2018), telah terjadi 22 kali gempa susulan dengan kekuatan terkecil magnitudo 2,9 dan terkuat magnitudo 6,3 pascagempa M 7,7 pukul 17.00 WIB.

Baca Juga: Gempa Donggala, Pasien Berhamburan Selamatkan Diri Sambil Bawa Selang Infus

Sumber: KOMPAS.com (Rindi Nuris Velarosdela, Wijaya Kusuma)/ ANTARA

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com