KOMPAS.com - Sobirin adalah warga Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dirinya berprofesi sebagai seorang guru kesenian di salah satu Madrasah Ibtidaiyah di Pakisaji.
Namun, diduga mengidap disorientasi seksual, Sobirin nekat menyekap siswinya sendiri, LBM, di salah satu pondok di bumi perkemahan selama kurang lebih 4 hari.
Sobirin akhirnya tertangkap dan kakinya terpaksa diterjang timah panas polisi karena berusaha kabur dari kejaran polisi.
Berikut fakta di balik penyekapan LBM di Jawa Timur.
Kata guru dalam bahasa Jawa sering diartikan sebagai "digugu lan ditiru" atau "dipatuhi dan dicontoh". Namun, perbuatan Sobirin tidaklah patut dipatuhi atau dicontoh.
Pada hari Rabu (19/9/2018), Sobirin memanggil LBM saat pelajaran sedang berlangsung. Saat itu Sobirin mengatakan, sepeda milik LBM hilang. Namun, itu hanyalah akal bulus Sobirin untuk bisa mengajak LBM keluar dari sekolah.
Sementara itu, pihak sekolah pun tidak menaruh curiga kepada Sobirin terkait informasi yang disampaikan pria itu.
Bahkan, pihak sekolah mengizinkan Sobirin untuk pergi bersama-sama LBM untuk mencari sepeda yang hilang tersebut.
Pihak sekolah akhirnya curiga setelah Sobirin dan LBM tidak segera kembali ke sekolah. LBM juga diketahui tidak kembali ke rumah. Akhirnya pihak sekolah dan keluarga melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Baca Juga: Kronologi Guru Kesenian Culik Siswinya, Berbohong hingga Ditembak Polisi
Setelah berhasil membawa LBM keluar dari sekolah, pelaku membawa korban ke sebuah rumah. Di rumah itu, pelaku membujuk korban untuk berkemah di Lembah Pani atau Poncokusumo.
Lalu, dengan menggunakan sepeda motor, pelaku membawa LBM ke Lembah Pani dan ternyata Sobirin telah menyiapkan alat berkemah bagi LBM.
Sementara itu, LBM dinyatakan hilang pada Kamis (20/9/2018) setelah keluarga dan pihak sekolah melapor ke polisi sehari sebelumnya.
"Tersangka memboncengi korban menggunakan sepeda motor dan diajak pergi ke Lembah Pani (Poncokusumo)," kata Wakapolres Malang Kompol Yhogi Setiawan di Polres Malang, Sabtu (22/9/2019).
Polisi menduga kuat pelaku hendak berbuat tidak senonoh di Lembah Pani itu. Namun demikian, pelaku membantahnya.
“Di Lembah Pani, saya tidak macem-macem. Hanya saya peluk biar tidak dingin badan murid saya," ungkap Sobirin.
Baca Juga: Guru Kesenian Bawa Kabur Siswinya untuk Berkemah Berduaan
Pihak sekolah mengenal Sobirin sebagai guru mata pelajaran kesenian yang baik dan ramah.
Anggapan itu membuat pihak sekolah tidak menaruh curiga saat Sobirin pergi menemani LBM untuk mencari sepeda yang hilang.
Sementara itu, polisi menduga kuat Sobirin memiliki disorientasi seksual menyimpang, pedofil.
Kompol Yhogi Setiawan mengatakan, berkat penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi. Akhirnya, pelaku berhasil ditangkap di Lembah Pani, Malang.
Baca Juga: Kisah Guru TK Bergaji Rp 350.000 dan Tinggal di Rumah Reyot
Polisi terpaksa menembak kaki Sobirin karena mencoba kabur saat hendak diringkus di Lembah Pani, Malang.
Kasus dugaan pencabulan terhadap LBM terbongkar setelah pihak keluarga dan sekolah melaporkan ke polisi.
Dari hasil penyelidikan sementara, Sobirin mengaku tidak melakukan perbuatan senonoh terhadap korban. Namun demikian, pihak kepolisian masih terus memeriksa pelaku dan berusaha mengumpulkan barang bukti untuk mengungkap kasus tersebut.
Baca Juga: Kronologi Pengeroyokan Suporter hingga Tewas Jelang Laga Persib Vs Persija
Sumber: KOMPAS.com (Caroline Damanik), TRIBUNNEWS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.